dc.description.abstract |
Suatu rezim politik umumnya memiliki identitas dan pandangan nilai-nilai kebudayaan ideal secara nasional. Hal tersebut ekspresinya dapat diperhatikan dari seni dan fisik arsitektur yang berkembang pada masanya. Pandangan inilah yang menjadi asal terbentuknya identitas nasional. Pembentukan identitas nasional itu sendiri berasal dari beberapa dimensi, diantaranya dimensi subnasional, dimensi personal, dan dimensi supranasional.
Pada masa transisi kekuasaan Hindia-Belanda menjadi Republik Indonesia, sebagai negara yang baru Indonesia juga memiliki cita-cita dalam pembentukan hal-hal fisik arsitektur yang dapat merepresentasikan identitas nasionalnya. Pandangan ini diwujudkan lebih detail dalam ide nation-building dan character-building dan terdapat beberapa mega-proyek yang diprakarsai oleh pemerintahan Orde Lama. Salah satunya Masjid Istiqlal sebagai rumah ibadah nasional. Ekspresi dari arsitektur Masjid Istiqlal tidak terlepas dari dimensi-dimensi pembentuk identitas nasional dalam arsitektur.
Fokus penelitian dititik-beratkan pada observasi arsitektur Masjid Istiqlal. Hal-hal yang menjadi indikator ekspresi identitas nasional dalam arsitektur Masjid Istiqlal adalah: Pembahasan mengenai dimensi-dimensi identitas nasional dalam arsitektur (dimensi identitas nasional- identitas subnasional, dimensi identitas nasional – identitas personal dan dimensi identitas nasional – identitas supranasional). Pembahasan mengenai ekspresi dalam arsitektur yang dapat dicapai melalui pembentukan komposisi visual (a) dominasi, (b) repetisi, dan (c) kesinambungan dalam komposisi pada satu objek arsitektur. Objek arsitektur ditelaah lebih jauh, disusun atas bentuk dan material, prinsip rancangan umum, hubungan dengan konteks, dan organisasi fisik, semantik, dan spasial pada satu objek arsitektur |
en_US |