Abstract:
Kota Wonosari merupakan kota penunjang pariwisata di daerah Gunungkidul yang diangkat sebagai kawasan “Geopark Heritage Tourism” kualitas dunia oleh UNESCO. Dengan demikian maka perlu dilakukan sebuah analisa terhadap tatanan elemen-elemen fisik yang berpengaruh terhadap citra visual pada Jalan Brigjen Katamso – Jalan Sugiyapranoto. Jalan ini merupakan koridor utama yang menjadi penghubung antar kota atau kawasan wisata di daerah tersebut.Kondisi ini membawa perubahan-perubahan pada kota.
Irama dapat mempengaruhi sebuah kesatuan dari nilai estetis kota. Penilaian irama arsitektur dapat dicapai dengan 3 cara yaitu dilihat dari bentuk, dimensi dan pengulangan progresif. Analisa citra visual dapat dilihat melalui irama yang disusun dari elemen-elemen fisik (primer, sekunder, tersier dan pelengkap).
Dalam analisa dilakukan seleksi elemen fisik spasial apa saja yang membentuk irama pada koridor. Irama yang terbentuk dilihat dari susunan jarak antar elemen dan bentuk elemen fisik. Elemen fisik tersebut dibagi menjadi sejumlah layer dan di interpretasikan. Maka dengan susunan komposisi tersebut kita dapat mendengar irama dengan mata. Kemudian irama visual yang terbentuk dianalogikan dengan musik. Dimensi ketinggian dari elemen mempengaruhi nada dan dimensi jarak mempengaruhi ketukan not.
Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah setiap lapisan elemen fisik spasial , baik secara visual maupun audial tidak memiliki ritma yang teratur. Ketika layer tersebut disatukan maka terlihat bahwa elemen fisik belum terkomposisi dengan baik di sepanjang koridor.