KEUTAMAAN: Kritik teks atas naskah Sewaka Darma

Show simple item record

dc.contributor.author Siswantara, Yusuf
dc.date.accessioned 2017-09-18T05:39:44Z
dc.date.available 2017-09-18T05:39:44Z
dc.date.issued 2015
dc.identifier.other lpdsc178
dc.identifier.uri http://hdl.handle.net/123456789/3363
dc.description.abstract Mendalami budaya berarti juga mendalami kearifan lokal. Kearifan lokal tersimpan rapi dalam (salah-satunya) naskah kuno. Sebagai naskah kuno, Sewaka Darma menyimpan kearifan lokal, terkhusus keutamaan hidup. Sewaka Darma mengisahkan keutamaan hidup bukan sebagai semata-mata tatanan tingkah laku, tetapi sebagai cara bertindak demi tatanan spiritual zaman itu. Tatanan spiritual Sewaka Darma menjadi alas dan dasar bagi tindakan hidup. Kesempurnaan (moksa) menjadi tujuan, dan keutamaan menjadi sarananya. Apa tindakannya ditentukan oleh bagaimana pandangannya. Dengan jelas, Sewaka Darma menyimpan pesan bahwa keutamaan merupakan konsekuensi dari pandangan spiritual. Dari sini, penulis menelusuri metodologi pedagogi sebagai tuntutan ajaran keutamaan. Singkatnya, pandangan spiritual menentukan ajaran keutamaan dan ajaran keutamaan menentukan metodologi pedagogi. Titik akhir ini dirumuskan sebab konteks naskah Sewaka Darma adalah ajaran atau wejangan bagi seorang murid. en_US
dc.publisher Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat UNPAR en_US
dc.relation.ispartofseries Research Report - Humanities and Social Science;Vol.2 2015
dc.title KEUTAMAAN: Kritik teks atas naskah Sewaka Darma en_US
dc.type Research Reports en_US


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search UNPAR-IR


Advanced Search

Browse

My Account