Abstract:
Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi kegempaan tinggi. Gempa bumi dapat
mengakibatkan kerusakan bangunan serta menimbulkan banyak korban jiwa. Oleh karena itu
diperlukan perencanaan bangunan tahan gempa. Pada umumnya bangunan-bangunan di Indonesia
menggunakan sistem SRPMK, namum sistem ini hanya berfungsi sebagai penahan momen saja.
Oleh karena itu ditemukan solusi bangunan tahan gempa yaitu pemasangan breising sebagai
pengaku. Kelemahan breising yaitu tidak tahan terhadap tekuk, maka dilakukan pengembangan dari
special concentrically braced frame (SCBF) menjadi buckling restrained braced frame (BRBF).
Pada studi kali ini akan diteliti perbandingan perilaku inelastis antara SCBF dengan BRBF, dimana
tipe breising yang digunakan yaitu V. Model struktur yang ditinjau pada studi kali ini berfungsi
sebagai gedung perkantoran 6 lantai dan bangunan simetris terdiri dari 3 bentang. Perilaku inelastis
struktur akan ditinjau menggunakan analisis riwayat waktu akibat percepatan gempa El-Centro
1940, Flores 1992, dan Denpasar 1979. Pemodelan dan analisis menggunakan perangkat lunak
ETABS 16.10. Hasil analisis riwayat waktu yang ditinjau berupa displacement, story drift, faktor
pembesaran defleksi, sendi plastis, base shear reaction, dan tingkat kinerja struktur. Dari berbagai
perbandingan yang telah dilakukan antara SCBF dengan BRBF secara kesuluruhan keduanya relatif
sama, karena tidak ada perbedaan yang signifikan. Namun pada tingkat kinerja struktur terlihat hasil
yang mencolok dimana pada model SCBF struktur mencapai tingkat life safety (LS) bahkan ada
yang mencapai collapse prevention (CP). Sedangkan pada model BRBF, kinerja struktur konsisten
pada tingkat immediate occupancy (IO). Jadi dapat disimpulkan bahwa model BRBF lebih baik
dibandingkan model SCBF.