Abstract:
Bambu mulai (kembali) dipertimbangkan sebagai bahan bangunan pengganti kayu.
Faktor penyebabnya adalah kelangkaan suplai kayu mendorong peningkatan harga bahan ini sehingga tidak terjangkau lagi oleh kebanyakan masyarakat yang membutuhkan hunian atau bangunan lain. Secara tradisional bambu sudah sangat banyak digunakan dalam penyediaan bangunan secara mandiri dan tradisional di masyarakat Jawa Barat. Secara populer bambu sudah diakui memiliki kekuatan cukup tangguh sebagai penunjang proses konstruksi.
Walaupun demikian, bambu memiliki kelemahan dalam hal daya tahan dan keawetan.
Umur bambu yang digunakan pada bangunan atau konstruksi tergolong pendek, hanya 1-5 tahun. Ini terjadi karena ada dua faktor utama yang berpengaruh, yaitu cuaca (hujan,
panas matahari) dan serangan serangga (kutu bubuk). Karenanya selama ini bambu hanya dikenal sebagai bahan bangunan untuk konstruksi temporer atau sebagai bahan bangunan kelas 3. Kelemahan dan citra buruk tersebut menenggelamkan potensi besar bambu sebagai bahan bangunan alternatif di tengah kelangkaan kayu.
Bambu secara biologis tumbuh dan mencapai usia siap pakai jauh lebih cepat daripada pohon kayu pada umumnya. Kekuatan dan kelenturannya secara populer sudah diakui. Maka pertanyaan penelitiannya adalah "Bagaimana upaya perancangan bangunan dengan material bambu dapat ditingkatkan durabilitasnya sebagai bahan bangunan ?" dan "Bagaimana upaya untuk meningkatan durabilitas dan kelas awet bambu melalui tindakan preservasi?"
Penelitian ini merupakan penelitian terapan dengan menggabungkan 2 ( dua) metode
penelitian yaitu Field Research dan Experimental Research. Field Research dilakukan
dengan menganalisi secara deskriptif kualitatif objek penelitian untuk menganalisis upaya peningkatan durabilitas melalui rancangan ataupun preservasi materialnya. Objek Penelitian pada penelitian ini adalah Bamboe Kuning Restaurant (Ubud, Bali), OBI Campus (Jatiluruh), dan Bamboo Musholla (Desa Cibodas). Sedangkan Experimental Research dilakukan untuk menguji teknik preservasi material bambu.
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan penerapan material bambu
dalam arsitektur. Pemanfaatan material bambu sebagai material yang berkelanjutan tidak akan berkembang tanpa meningkatan durabilitas bambunya. Perancangan arsitektur bambu yang baik harus didukung oleh kualitas material yang baik