Abstract:
Transportasi umum telah menjadi kebutuhan bagi masyarakat untuk berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain, terutama antar kota. Transportasi darat dengan bus, kereta api, maupun travel lebih banyak dipilih karena harganya yang lebih murah. Namun transportasi darat biasanya berdurasi panjang. Bagi penumpang mungkin durasi panjang bisa dimanfaatkan untuk tidur selama perjalanan, namun tidak demikian halnya bagi pengemudi. Pengemudi dituntut untuk terus fokus dan terjaga selama perjalanan (pekerjaan) durasi panjang tersebut agar terhindar dari kecelakaan. Pekerjaan megemudi durasi panjang dapat menimbulkan kelelahan baik secara fisik maupun mental. Pada penelitian ini akan dilakukan evaluasi kelelahan untuk 2 jenis jasa transportasi darat yaitu travel dan kereta api. Travel dan kereta api memiliki karakteristik pekerjaan yang sangat berbeda bagi pengemudinya. Evaluasi kelelahan akan dilakukan dengan melihat hasil pengukuran kelelahan menggunakan Karolinska Sleepiness Scale (KSS), Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) dan pengukuran denyut jantung. Selain itu juga akan dilakukan evaluasi tingkat stres pengemudi travel dan kereta api menggunakan kombinasi model Karasek dan self assessment. Hasil evaluasi kelelahan menunjukkan bahwa pengemudi dan masinis memiliki tingkat kantuk yang tinggi akibat kualitas tidur yang buruk dan jadwal kerja yang tidak teratur. Penilaian stres menunjukkan bahwa pekerjaan pengemudi dan masinis dapat menimbulkan stres akibat rendahnya kontrol pengemudi dan masinis terhadap pekerjaannya. Usulan perbaikan berupa jadwal kerja usulan (perbaikan administratif) dan usaha intervensi kantuk (perbaikan teknis).