dc.contributor.author |
Pawitan, Gandhi |
|
dc.contributor.author |
Hasan, Hubertus |
|
dc.contributor.author |
Widyarini, Maria |
|
dc.date.accessioned |
2017-08-24T02:40:32Z |
|
dc.date.available |
2017-08-24T02:40:32Z |
|
dc.date.issued |
2011 |
|
dc.identifier.other |
135544 |
|
dc.identifier.uri |
http://hdl.handle.net/123456789/3086 |
|
dc.description.abstract |
Ulasan surat kabar acapkali menggambarkan realita carut marut perberasan yang belum terselesaikan (lihat Kompas, 22 Juni 2010). Sementara itu Indonesia menghadapi tantangan terbesar yang harus disikapi serius oleh semua aktor perberasan. Tantangan liberalisasi perdagangan beras di kawasan perdagangan bebas ACFTA yang sudah mulai dijajaki dan paling lambat tahun 2018 sudah dilaksanakan. Jika pemerintah tidak menyikapi secara serius, dapat dipastikan posisi petani beras akan semakin termarjinalkan. Sikap keberpihakan pemerintah kepada petani hanya sebatas retorika sampai dengan saat ini. Ironisnya, permasalahan ketahanan pangan justru sering ditemukan di rumah tangga petani yang merupakan bagian net producer beras nasional. |
|
dc.publisher |
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Katolik Parahyangan |
en_US |
dc.relation.ispartofseries |
Research Report;Humanities and Social Science (Vol.2 2010) |
|
dc.subject |
ketahanan pangan |
en_US |
dc.subject |
DISTRIBUSI BERAS |
en_US |
dc.title |
Pola distribusi beras dan ketahanan pangan di Propinsi Jawa Barat : studi kasus Kabupaten Garut |
en_US |
dc.type |
Research Reports |
en_US |