Abstract:
Bambu merupakan material lokal yang memiliki banyak potensi. Di Indonesia,
bambu sudah dikenal sebagai salah satu material konstruksi bangunan. Bambu
memiliki nilai ekologis yang baik Bambu juga memiliki properti mekanikal yang
baik Teknologi seputar bambu mulai berkembang, seperti munculnya joint-joint
bambu yang menambah kekuatan bambu. Teknologi pengawetan bambu mulai
berkembang, sehingga bambu dapat dijadikan material konstruksi yang lebih
permanen. Material yang ringan namun memiliki kekuatan yang tinggi, bambu
berpotensi dijadikan material struktur untuk bangunan bentang lebar. Selain itu,
karakter yang fleksibel (mudah dibentuk), berpotensi untuk bentuk-bentuk
lengkung (bentuk yang cukup sulit dicapai dengan material konstruksi lainnya).
Pada bangunan bentang lebar seringkali struktur sebagai arsitektur, dimana bentuk
struktural adalah bentuk arsitekturalnya. Sehingga, seorang perancang (arsitek)
sangat perlu memahami karakteristik material dan prinsip-prinsip perancangan
strukturnya. Pemilihan tipe struktur 'form-active' dan 'semi-farm-active' pada
bangunan lengkung bentang besar akan berpengaruh pada bentuk arsitektural,
bentuk struktural dan properti material bambu itu sendiri.
Di Indonesia, aplikasi bambu sebagai struktur pada bangunan lengkung berbentang
lebar mulai muncul di dekade terakhir ini, contohnya adalah Green School - Bali,
Puri Ahimsa - Bali, dan Obi Campus - jatiluhur (bangunan tersebut akan menjadi
objek studi pada penelitian ini).
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi & komparatif yang dianalisa
secara kualitatif. Metode yang digunakan adalah studi literatur dan observasi multi -
objek studi. Penelitian ini memperlihatkan korelasi kausal-komparasi antara bentuk
arsitektural, bentuk struktural dan properti material bambu dalam perancangan
bangunan lengkung bentang besar yang mengaplikasikan struktur 'form-active' dan 'semi-form-active'.
Pengambilan keputusan mengenai bentuk struktural dalam
perancangan akan berdampak pada bentuk arsitektural dan properti material
bambu yang digunakan. Oleh sebab itu perancang/arsitek harus memiliki
pengetahuan yang cukup baik mengenai bentuk struktural dan properti material
ketika proses merancang bentuk arsitekturalnya. Hal ini bermanfaat untuk
mengembangkan keilmuan mengenai bambu sebagai struktur bangunan lengkung
berbentang besar lebar.