Abstract:
Kolam retensi dengan kapasitas tampungan sebesar 80.000 m^3 dan luas total permukaan mencapai 1,5 ha digunakan oleh sebuah kawasan perumahan di Bandar Lampung sebagai pengendali banjir saat terjadi hujan dengan intensitas yang tinggi. Pada 24 Januari 2013, tanggul di sekitar kolam retensi mengalami keruntuhan sehingga air yang tertampung di dalam kolam keluar secara tidak terkendali dan mengakibatkan genangan setinggi 1 m di hilir kawasan perumahan tersebut.
Dilatarbelakangi kondisi tersebut, studi ini bertujuan untuk melakukan evaluasi terhadap
Kemampuan dari kolam retensi untuk mengendalikan limpasan air yang masuk ke dalam kolam tersebut. Analisis akan dilakukan menggunakan bantuan perangkat lunak HEC-HMS. Berdasarkan hasil simulasi, diketahui bahwa kapasitas kolam retensi saat ini hanya mampu untuk menampung volume limpasan air akibat banjir hingga periode ulang 5 tahun. Untuk meningkatkan kemampuan lari kolam retensi tersebut, diperlukan suatu kolam retensi tambahan di bagian hulu untuk menantisipasi terjadinya debit banjir dengan periode ulang yang lebih tinggi. Selain itu, kondisi saluran buang yang ada saat ini dinilai tidak mampu untuk mengalirkan air keluar dari kolam retensi
dengan cukup cepat sehingga terjadi penumpukkan volume air di dalam kolam. Untuk
mengatasinya, diperlukan dua buah saluran tambahan berupa gorong-gorong dengan diameter 1 atau 1,5 m yang untuk mengurangi tinggi muka air di dalam kolam. Analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa kombinasi dari penambahan kolam baru dengan kapasitas 432.000 m^3 dan penambahan dua buah saluran buang berdiameter 1 m, dapat meningkatkan kapasitas kolam retensi eksisting hingga dapat menampung volume air akibat banjir dengan periode ulang 100 tahun.
Tentunya penambahan saluran buang pada kolam retensi perlu diiringi dengan normalisasi sungai atau pembuatan tanggul di hilir kolam retensi untuk mencegah terjadinya banjir pada daerah hilir.