dc.description.abstract |
Dalam mengalami, disamping dapat melihat bentuk dan mendengar bunyi, kita dapat juga mendengar bentuk dan melihat bunyi. Ketika kita mendengar bunyi (auditory) kita pun dapat melihat ruang (spatiality).
Meskipun bahasa bunyi dan bahasa arsitektur berbeda, namun keduanya memiliki motif yang sama, yaitu sama-sama membutuhkan pengayaan panca indera yang lengkap sehingga menghadirkan tingkat keestetisan yang tinggi. . Arsitektur bisa menjadi sesuatu yang sangat indah, dan bagi setiap orang keindahannya berbeda-beda karena ada ‘bunyi’ dalam setiap komposisi arsitektur yang dinikmati secara visual dan berdasarkan sensasi persepsi subjektif. Melalui pendekatan soundscape penelitian berusaha membentang bunyi dan untuk menghadirkan pemandangan akustik lingkungan yang berkualitas. Makin berkualitas soundscape yang dibentuk maka arsitektur yang diciptakan akan baik secara pengalamannya
(visual maupun audial). Kompleks Gereja Katedral yang telah memiliki ekspresi visual yang sangat baik ternyata “gaduh”, melalui penelitian ini yang dilakukan melalui studi literatur, observasi audial dan visual lapangan, analisis pendekatan soundscape maka didapat beberapa kondisi fakta yang terungkap.
Elemen-elemen soundscape yang didapat dapat memperkuat dan menhidupakan konstruksi ruang arsitektural. Tujuan utama dari penelitian ini membuka jendela untuk peneliti bidang arsitektur untuk menggali keterkaitan antara soundscape dan arsitektur, sehingga diharapkan ditemukan kegunaan yang bermanfaat bagi pendekatan perancangan yang efektif dengan mengkonsentrasikan pada sosok audial lingkungan. Dan dapat diyakini bahwa tidak ada ruang arsitektur yang dirusak oleh keberadaan suara lingkungan, dan telinga kita tidak akan dibutakan. |
en_US |