Abstract:
Perkara ke-estetika-an seringkali menjadi suatu idaman seseorang atau sekelompok masyarakat, yang diartikan secara umum sebagai sesuatu yang indah, sehingga sedikit banyak akan mendukung eksistensi kegiatan dan aktivitas pada lingkungan tertentu.
Secara strategis koridor kesambi-pulasaren-ariodinoto ini menghubungkan karaton kasepuhan ke arah kota Kuningan yang memiliki kaitan historis. Saat ini secara fungsional menjadi arena kegiatan campuran secara linier, yang tentu akan berdampak pada nilai strategis yang dimilikinya. Perkembangan kondisi ini tentu berproses secara perlahan seturut peningkatan kegiatan sekaligus penurunnya nilai-nilai strategis kultural. Dengan mendayagunakan metoda analisis panorama lingkungan visual, elemen-elemen panorama perkotaan ("townscape") disepanjang koridor tersebut tentu akan dapat menunjukkan berbagai indikasi positif, netral alau negatif terhadap nilai-nilai visual
keestetikaan tertentu dengan atau tanpa pola kultural strategis tersebut di atas. Secara operasional, penelitian ini dilakukan melalui studi literatur, observasi visual lapangan, pengolahan data, analisis fenomenologis citra kultural kota dan penyimpulan atas praduga awal. Praduga yang mengemuka pada observasi awal adalah bahwa indikasi
keestetikaan yang berbasis pada nilai-nilai kultural belum secara optimal dijadikan kunci keestetikaan lingkungan perkotaan secara ekspresif, fisik-spasial, seiring dengan fakta eksistensial Karaton Kasepuhan.