dc.contributor.author |
Prasetyo S., Susiana |
|
dc.contributor.author |
Kristijarti, Anastasia Prima |
|
dc.contributor.author |
Yosephine, Felicia |
|
dc.date.accessioned |
2017-08-02T09:00:19Z |
|
dc.date.available |
2017-08-02T09:00:19Z |
|
dc.date.issued |
2011 |
|
dc.identifier.other |
135538 |
|
dc.identifier.uri |
http://hdl.handle.net/123456789/2769 |
|
dc.description.abstract |
Indonesia merupakans salah satu negara penghasil teh terbesar di dunia.
Namun, pemanfaatan teh di Indonesia masih terbatas pada daunnya saja padahal
semua bagian tanaman teh juga menyimpan segudang manfaat. Buah teh hanya
dibiarkan jatuh di perkebunan tanpa terpikirkan pemanfaatannya dan dibatasi
produksinya padahal merupakan sumber minyak nabati dan saponin yang patut
diperhitungkan. Biji teh merupakan sumber terbesar saponin, sangat aplikatif
sebagai foaming agent, emulsifier dan zat bioaktif. Isolasi saponin biji teh masih jarang dilakukan sehingga metode pemisahan yang seramah mungkin serta
menghasilkan produk minyak dan saponin dengan yield dan k:ualitas tinggi
menjadi tantangan tersendiri bagi penelitian ini.
Bahan baku berupa buah teh akan mengalami perlakuan awal terlebih
dahulu berupa penghilangan daging buah, pemecahan tempurung, sortasi inti biji,
pengeringan inti biji di bawah sinar matahari hingga kadar air ±10%, perlakuan
termal terhadap inti biji hasil sortasi berupa pemanggangan. Biji teh kemudian dipress
menggunakan pengepres hidrolik pada kondisi pengepresan yang ditentukan
untuk menghilangkan kandungan minyaknya terlebih dahulu. Cake yang
didapatkan kemudian diekstraksi menggunakan pelarut air untuk mendapatkan
ekstrak saponin. Variabel ekstraksi yang akan dikaji adalah temperatur ekstraksi
dan rasio biji teh terhadap pelarut. Ekstraksi dilakukan secara batch dengan
pengontakan secara dispersi di dalam sebuah ekstraktor berpengaduk.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan temperatur ekstraksi
akan meningkatkan yield saponin yang dihasilkan, namun menurunkan k:ualitas
saponin yang didapat. Peningkatan jumlah pelarut hingga rasio pelarur terhadap
biji teh sebesar 15:1 (g/mL) masih memberikan peningkatan yield saponin yang
signifikan. Rasio· pelarut terhadap biji teh tidak memberikan kecenderungan
pengaruh terhadap kadar saponin yang dihasilkan. Kondisi ekstraksi yang efektif
dan memberikan hasil produk saponin yang masih cukup baik diperoleh pada
rasio pelarutlbiji teh sebesar 15:1 (g/mL) dan temperatur ekstraksi 40°C dengan
yield sebesar 82,9271 % dan kadar saponin sebesar 74,3976%. |
en_US |
dc.publisher |
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat UNPAR |
en_US |
dc.relation.ispartofseries |
Research Report - Engineering Science;Vol.2 2011 |
|
dc.subject |
EKSTRAKSI BIJI TEH |
en_US |
dc.title |
Pengaruh rasio biji teh / pelarut air dan temperatur pada ekstraksi saponin biji teh secara batch |
en_US |
dc.type |
Research Reports |
en_US |