Abstract:
Seiring dengan kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, dunia industri juga berkembang dengan sangat pesat. Di sebuah dunia industri pasti akan terjalin sebuah rantai yang menghubungkan produsen (supplier) dan konsumen (buyer) yang membuat barang mentah menjadi barang jadi atau sering disebut sebagai rantai pasok. Hubungan rantai pasok terjadi diantara supplier, distributor, retailer, dan customer. Konsumen merupakan target pasar di mana permintaan barang dan jasa tergantung dari kebutuhannya, sedangkan supplier yang bertindak sebagai penyedia barang dan jasa perlu mengetahui jumlah permintaan dari konsumen. Perkembangan industri ditunjukkan dengan munculnya perusahaan baru dalam perindustrian. Hal ini mengakibatkan persaingan yang terjadi untuk masing-masing sektor industry menjadi semakin ketat. Salah satu strategi yang dilakukan untuk dapat bertahan dalam persaingan adalah melakukan kerja sama.
Jenis kerja sama dalam rantai pasok dibagi menjadi dua bagian besar yaitu kerja sama antar kompetitor dan kerja sama dengan non-kompetitor. Studi kasus dalam penelitian ini adalah hubungan kerja sama antara supplier dan retailer. Pada penelitian ini dibatasi pada kerja sama non-kompetitor. Terdapat faktor-faktor yang memengaruhi kerja sama antar rantai pasok, dalam penelitian ini faktor yang digunakan adalah kepercayaan, komitmen, dan penanganan masalah. Untuk penilaian kesuksesan dari kerja sama ini dinilai dari total keuntungan supply chain management (SCM). Tujuan yang ingin dicapai yaitu menentukan strategi bagi masing-masing pihak yang memberikan hasil yang lebih baik untuk nilai total keuntungan SCM.
Pada pengolahan data yang kemudian diuji menggunakan uji ANOVA, data untuk variabel independen yang memengaruhi total keuntungan adalah penanganan masalah dan interaksi antara tipe masalah baik dengan kepercayaan retailer atau kepercayaan supplier. Untuk faktor komitmen baik berdiri sendiri ataupun berinteraksi dengan variabel lain tidak berpengaruh secara langsung dalam penelitian ini.