Abstract:
Jembatan Penggaron dibangun pada tahun 2010. Jembatan ini merupakan bagian dari Jalan Tol Semarang-Solo ruas Semarang Ungaran. Diketahui jembatan dibangun di atas batuan clay shale dan sebagian di atas batuan breksi yang diselimuti oleh batuan tufa. Berdasarkan penyelidikan geologi dan geoteknik, lokasi jembatan berada pada daerah reaktivasi longsoran tua. Pergerakan tanah mulai terjadi sejak tahun 2011 pada pier 3 – pier 7. Maka dari itu pergerakan tanah dimonitoring dengan menggunakan inklinometer.
Dari data inklinometer, diketahui pergerakan tanah terjadi pada dua arah yang berbeda. Perbedaan arah longsoran yang terjadi pada jembatan Penggaron disebabkan oleh longsoran debris, selain itu juga disebabkan oleh longsoran clay shale. Longsoran terjadi pada kedalaman yang melintang dari pondasi jembatan. Hal ini dapat mengganggu pondasi jembatan karena lokasi bidang longsoran yang terjadi memotong tiang. Karenanya penting untuk melakukan perlindungan terhadap longsoran, maka dibangun pondasi kelompok tiang bor dengan diameter 1,5 m dan kedalaman 35 m di sekeliling pondasi tiang yang sudah ada.
Dalam studi ini, perhitungan analisis menggunakan metode elemen hingga dengan bantuan program PLAXIS 2D untuk menentukan keamanan dari abutment 1 sampai pier 7 jembatan Penggaron dengan menggunakan perkuatan. Analisis ini dilakukan dengan mensimulasikan keadaan di lapangan. Bidang longsoran ditetapkan berdasarkan data inklinometer. Berdasarkan hasil kaji ulang, diperoleh sudut geser residul tanah sebesar 7˚. Dari hasil analisis diketahui bahwa dengan adanya perkuatan yang dilakukan faktor keamanan meningkat menjadi 1,19 dari 1,097 pada saat kaji ulang dan pergerakan horizontal mengalami penurunan menjadi 1,95 cm dari 1,12 m pada saat sebelum dilakukan perkuatan.