Kedudukan dan kekuasaan raja dalam kerajaan tradisional dari satu masyarakat di Sumatera Utara : Masyarakat Batak Toba

Show simple item record

dc.contributor.author Silalahi, Ulber
dc.date.accessioned 2017-07-26T03:50:27Z
dc.date.available 2017-07-26T03:50:27Z
dc.date.issued 2012
dc.identifier.other 135806
dc.identifier.uri http://hdl.handle.net/123456789/2668
dc.description.abstract Dalam tiap masyarakat selalu ditemukan unit politik atau pemerintahan yang mengatur kehidupan masyarakat setempat. Dalam pemerintahan kerajaan pasti ada orang yang berkedudukan sebagai raja. Kedudukan raja dalam masyarakat tradisional dipercaya sebagai wakil atau representasi dewata untuk mengatur hidup bermasyarakat dan berpemerintahan. Ia juga memiliki kekuasaan untuk mengatur kehidupan masyarakat. Kekuasaan yang dimiliki raja bisa bersumber dari kekuasaan legal-rasional, kekuasaan tgradisional dan kekuasaan karismatik. Penelitian ini bermaksud untuk mendeskripsikan lebih mendalam tentang kedudukan dan kekuasaan raja dalam kerajaan tradisional dari satu masyarakat di Sumatera Utara dimana masyarakat Batak roba dijadikan sebagai kasus. Penelitian ini masuk dalam ranah penelitian historis dengan metode deskriptif-kualitatif untuk menggambarkan kedudukan dan kekuasaan raja dalam pemerintahan kerajaan tradisional Batak roba. Data yang digunakan ialah dongeng-dongeng suci seperti turiturian, baik lisan maupun tulisan, peribahasa dan simbol yang mengacu pada kehidupan pemerintahan kerajaan tradisional masyarakat Batak roba. Untuk itu pengumpulan data menggunakan metode dokumenter, wawancara mendalam dan observasi. Sementara analisis naratif dan metode ilustratif, analisis isi, analisis wacana dan penafsiran teks digunakan untuk menganalisis teks dari dokumen dan hasil wawancara, dan anal isis semiotik digunakan untuk menganalisis tanda atau simbol yang diperoleh dari observasi. Dari hasil penelitian ditemukan corak kedudukan dan kekuasaan raja dalam masyarakat tradisional Batak roba ditentukan oleh budaya kerohanian. Masyarakat Batak roba tradisional sebagai masyarakat kosmosreligius percaya bahwa raja adalah representasi dari dewata sehingga kedudukan dan kekuasaan raja sangat suci dan sakral. Berdasarkan kepercayaan kosmos-religius maka masyarakat Batak roba tradisional taat kepada raja untuk mendapatkan keberuntungan. Karena kedudukan raja sebagai "representasi" dari dewata, maka tidak membentuk hubungan patron-client antara raja dan masyarakat. Berdasarkan kepercayaan kosmos-religius, masyarakat Batak roba juga percaya seorang raja memiliki hak ilahi atas kekuasaan (devine right), yaitu kekuasaan didapatkan dari dewata sehingga suara raja adalah suara deata. Raja diberi kekuasaan oleh dewata untuk mengatur kehidupan masyarakat. Kekuasaan itu bersumber dari kekuasaan tradisional dan kekuasaan karismatik. Kekuasaan karismatik ditandai oleh pemilikan apa yang disebut sahala harajaon atau wibawa kerajaan yang juga didapat dari dewata. en_US
dc.publisher Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Katolik Parahyangan en_US
dc.relation.ispartofseries Research Report;Humanities and Social Science (Vol.2 2012)
dc.subject KEKUASAAN RAJA en_US
dc.subject MASYARAKAT TRADISIONAL en_US
dc.subject BATAK TOBA en_US
dc.title Kedudukan dan kekuasaan raja dalam kerajaan tradisional dari satu masyarakat di Sumatera Utara : Masyarakat Batak Toba en_US
dc.type Research Reports en_US


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search UNPAR-IR


Advanced Search

Browse

My Account