Abstract:
Setiap perusahaan dikelola dengan sebaik mungkin untuk menghasilkan laba yang optimum bagi pemiliknya. Salah satu faktor yang mempengaruhi laba perusahaan adalah pengelolaan Kas, terutama jumlah Kas yang terdapat pada Neraca perusahaan. Sebab jumlah Kas yang terlalu tinggi akan menghasilkan Idle cash yang merugikan perusahaan karena tidak menghasilkan return yang optimal, sedangkan jumlah Kas yang terlalu rendah mengakibatkan perusahaan kehilangan kesempatan untuk memenuhi kewajiban utamanya yang berakibat juga merugikan perusahaan.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitis. Dan objek penelitian yang digunakan adalah 12 Perusahaan UKM yang berdomisili di Bandung dan Jakarta. Hasil perhitungan Net Increasing in Cash from Operating Activities dari 10 perusahaan, nampak bahwa hanya 5 perusahaan yang dapat memenuhi kebutuhan pokok utamanya yaitu pemenuhan capital expenditure yang dikeluarkan tahun 2010, dan dividend yang dibayarkan Tahun 2010; sedangkan 4 perusahaan bahkan tidak mampu memenuhi kebutuhan utamanya karena menghasilkan free cash flow yang negative, serta 1 perusahaan tidak dapat memenuhi free cash flow tahun 2010.
Overstated dan understated saldo Cash perusahaan, adalah sebagai berikut: Terdapat 4 perusahaan memiliki kelebihan Saldo Kas yang berkisar antara Rp. 6 Jt sampai 123 Jt; sedangkan 4 perusahaan lainnya memiliki kekurangan Kas berkisar antara Rp. 29 Jt sampai 15.056 Jt; dan 2 perusahaan terakhir walaupun memiliki kekurangan Kas pada Tahun 2010, namun kekurangan Kas ini masih dapat dipenuhi/ditutup oleh saldo Kas tahun lalu.
Pada penelitian ini disarankan pula, agar para perusahaan dapat menyusun cash flow dan Free cash flow sendiri-sendiri sehingga dapat memutuskan berapakah jumlah Kas yang seharusnya dimiliki dalam Neraca Perusahaan.