Abstract:
Keutamaan ruang dalam arsitektur memang tak perlu diragukan lagi. Namun sebagai unsur tak teraga, kajian ruang selalu menarik dan menjadi isu abadi dalam disiplin ilmu arsitektur dari masa ke masa dan selalu tampil dalam hampir setiap wacana arsitektur. Mengingat state of art disiplin ilmu arsitektur yang tidak lain adalah menyapihkan sebagian ruang alam menjadi ruang yang pikabetaheun maka pemahaman tentang ruang perlu senantiasa ditingkatkan pada aras dan tataran yang lebih transendental. Hal ini menimbulkan pertanyaan besar tentang bagaimana menjernihkan pengertian ruang agar dapat menghasilkan pemahaman yang berpeluang tiba pada aras dan tataran yang mentransenden itu.
Dalam upaya mencari jawaban itulah maka telaah diawali dengan kajian pustaka guna mendapatkan pengetahuan tentang ruang dalam arsitektur sebagai kehadiran nyata tak teraga - bagaimana ia tampil sebagai keutamaan dalam arsitektur baik secara gestalt maupun pentas kehidupan dalam pandangan dunia kekinian. Melalui kajian pustaka penelitian ini juga dilandaskan pada arah tertentu yang didukung wacana budaya dan pengamatan artifak.
Penelitian ini bersifat kualitatif, menggunakan cara-cara kualitatif tanpa upaya mencoba mengikutsertakan segi kuantitatif. Data telaah bertumpu pada pengamatan visual maupun kajian tektual yang diperlakukan sebagai data primer maupun sekunder. Bagian yang terpenting dalam penelitian ini terletak pada proses analisa yang sebenarnya telah diawali sejak penulis berpraktek sebagai arsitek. Analisa mendalam in-depth) dilakukan guna mendapatkan kesimpulan melalui penyigian sisi-sisi tersembunyi dalam pesan tektual maupun visual tadi. Keutamaan ranah konatif menjadi tulang punggung proses analisa karena pendekatan ini diangkat menjadi pisau analisa data untuk tiba pada pernyataan bahwa sudah saatnya pemahaman ruang bagi arsitek perlu mentransenden.
Analisa yang didukung oleh teori terkait telah menghasilkan temuan yang bermuara pada perlunya transendensi pemahaman ruang agar state of art disiplin ilmu arsitektur dapat lebih dikukuhkan lagi sehingga lingkungan binaan kita sernakin hari akan semakin merukunkan kita dengan tempat berpijak kita. Telaah ini juga mengukuhkan bahwa ranah konatif menjadi bagian yang tak terpisahkan dari ranah cognitif dalam memahami ruang dalam arsitektur secara lebih utuh. Akhir telaah menghasilkan kesimpulan bahwa ruang perlu terlebih dahulu di transendensikan pemahamannya sebelum kita dapat mengalami spasialitas ruang arsitektur dengan lebih peka.