dc.description.abstract |
Di Indonesia, sejak tahun 1971 telah dicanangkan hubungan berdasarkan
kemitraan dan keharmonisan antara pengusaha dengan pekerja melalui suatu
kebijaksanaan Hubungan Industrial Pancasila, dalam rangka menciptakan industrial
peace. Dengan harapan hubungan tersebut akan memberikan keuntungan bagi pencapaian
tujuan-tujuan nasional pemerintah, pengusaha serta pekerja.
Ternyata fakta intensitas serta kualitas pemogokan dan unjuk rasa semakin
hari semakin meningkat, meskipun segenap upaya telah dilaksanakan untuk
mengamalkan dasar-dasar yang telah ditetapkan dalam Hubungan Industrial Pancasila,
sejauh ini hasilnya belumlah mencapai harapan.
Tujuan langsung dari penelitian ini adalah memperoleh pemahaman yang
lebih komprehensif tentang apa dan bagaimana sistem hubungan industrial di Indonesia,
melalui investigasi terhadap sejarah pergerakan buruh berikut konteks ekonomi, politik
dan ideologi-nya. Serta bagaimana sejarah melahirkan suatu konfigurasi strategis
Pemerintah-Pengusaha-Pekerja. Dari konfigurasi tersebut akan dikenali distribusi
kekuasaan dan kekuatan antar aktor yang secara langsung mempengaruhi efektivitas
pelaksanaan Kebijaksanaan Hubungan Industrial Pancasila di tingkat nasional maupun perusahaan.
Informasi ini diharapkan dapat memberikan pemahaman komprehensif dan
perspektif alternatif bagi para aktor yang terlibat di dalam dinamika hubungan industrial
di Indonesia, sehingga pada proses formulasi, penetapan strategi dan implementasi
kebijaksanaannya di tingkat nasional, telah mempertimbangkan akibat langsung serta
dampak yang mungkin terjadi. Manfaat bagi praktisi manajemen sumber daya manusia
di tingkat perusahaan adalah mempertimbangkan hasil-hasil yang diperoleh dari
implementasi dan monitoring di PT Unilever Indonesia dan Indofood.
Penelitian lapangan dan kepustakaan dilaksanakan sejak Januari 1992 sampai
dengan Juni 1993 oleh Sapta Dwikardana, mahasiswa program Pasca Sarjana Ilmu Sosial
Universitas Indonesia. Lokasi penelitian konteks makro secara kualitiatif dilakukan di
Jakarta, yaitu : Departemen Tenaga Kerja, DPP-Asosiasi Pengusaha Indonesia, DPP-Serikat
Pekerja Seluruh Indonesia, Lembaga Bantuan Hukum, Centre for Strategic and
International Studies, serta berbagai perpustakaan di Jakarta dan Bandung. Sedangkan
penelitian pada unit analisa mikro dilakukan pada 2 ( dua) perusahaan PT. Unilever
Indonesia dan Indofood Group (PT. Sanmaru Food Manufacturing Co.,Ltd).
Penelitian kualitatif mengandalkan kepada information rich-cases dalam
rangka studi yang mendalam. Informasi kunci diperoleh dari berbagai kalangan pejabat
pemerintahan, pengurus organisasi serikat pekerja, organisasi pengusaha, lembaga
swadaya masyarakat, NGO, serta pengumpulan data sekunder. Sedangkan pemilihan
sampel di tingkat perusahaan, dilakukan berdasarkan kepada extreme and deviant case
sampling, yaitu Unilever Indonesia dan Indofood. Teknik wawancara mendalam secara
terstruktur dan tidak terstruktur, serta penggunaan kuesioner bagi para pekerja di dalam
perusahaan yang ditentukan sampelnya secara purposive, merupakan teknik pengumpulan
data dalam penelitian ini. |
en_US |