Pola pertumbuhan fisik bangunan di area aksesibilitas kota mempengaruhi lingkungan kota : Studi kasus : linieritas aksesibilitas jalur Utara - Timur kota Bandung

Show simple item record

dc.contributor.author Budiyuwono, Hartanto
dc.date.accessioned 2017-07-12T04:56:39Z
dc.date.available 2017-07-12T04:56:39Z
dc.date.issued 2003
dc.identifier.other lpdsc114
dc.identifier.uri http://hdl.handle.net/123456789/2501
dc.description.abstract Kota Bandung sejak jaman Hindia Belanda dahulu merupakan salah satu kota besar di Indonesia. Kota yang potensial dari alamnya, topografi tinggi, hawanya yang sejuk dan jaraknya yang dekat dengan kota Batavia sebagai ibukota waktu itu dan sekarang berganti nanri menjadi Jakarta. Sudah sejak dahulu kota Jakarta sering dilanda banjir, dan sampai sekitar tahun 1970an kota Bandung hampir tak pernah dilanda banjir. Menempatkan kota Bandung menjadi kota yang nyaman untuk tinggal, sehingga banyak tumbuh bangunan-bangunan besar yang dibangun dan digunakan oleh masyarakat penguasa Belanda. Salah satu fasilitas kota yang dibangun waktu itu adalah pusat pendidikan tinggi yang sekarang berganti nama menjadi ITB. Potensi kota Bandung makin meningkat dengan menjadi ibukota propinsi Jawa Barat setelah merdeka menjadi negara Republik lndonesia. Jalur jalan menjadi prasarana potensial menumbuhkan pembangunan bangunan-bangunan, baik jalan yang telah ada sejak dahulu kala dan telah ditingkatkan kualitasnya maupun jalur jalan baru yang berlinieritas dengan jalan-jalan lama. Hal ini yang menarik untuk mengobservasi pembangunan bangunan disepanjang jalan, dan memilih salah satu linieritas jalan potensial dikota Bandung, yaitu linieritas aksesibilitas utara-timur kota Bandung. Observasi ini menjadi catatan sejarah 53 tahun sejak kemerdekaan Indonesia dan dapat menentukan pola pertumbuhan yang terbentuk akibat fungsi-fungsi bangunan, mengetahui kondisi fisik disepanjang linieritas jalan. Linieritas aksesibilitas ini dibagi menjadi 3 grup area penelitian, dan hasilnya adalah pola pembangunan di 3 grup tersebut, yaitu menempatkan pertumbuhan terpola sebagai pusat pemerintahan dengan kelengkapan kantor-kantor layanan pemerintah dan menyatu sebagai pusat bisnis, rekreasi wisata dan pendidikan tinggi yang berada di sebelah utara dan atas (topografi lebih tinggi) dibandingkan dengan pusat kota lama yang mempengaruhi lingkungan kotanya. Observasi ini diharap dapat berguna sebagai acuan sejarah pertumbuhan kota, menjadi masukan bagi para pembuat putusan, para ahli, para profesional bagi kenyamanan masyarakat kota Bandung. en_US
dc.publisher Jurusan Arsitektur - Fakultas Teknik UNPAR en_US
dc.title Pola pertumbuhan fisik bangunan di area aksesibilitas kota mempengaruhi lingkungan kota : Studi kasus : linieritas aksesibilitas jalur Utara - Timur kota Bandung en_US
dc.type Conference Papers en_US


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search UNPAR-IR


Advanced Search

Browse

My Account