Abstract:
Seiring dengan meningkatnya minat masyarakat Indonesia untuk berinvestasi di pasar modal, jumlah investor ritel mengalami peningkatan signifikan, mencapai 12,16 juta pada akhir 2023. Sepanjang tahun 2023, saham menjadi pilihan investasi utama karena potensi keuntungannya, dengan pencatatan 79 saham baru di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan peningkatan jumlah investor saham menjadi 5,25 juta orang. Investasi saham menawarkan keuntungan berupa capital gain dan dividen, dengan kebijakan dividen yang stabil menjadi daya tarik tersendiri bagi investor. Kebijakan dividen ini dipengaruhi oleh utang perusahaan, penggunaan collateralizable assets sebagai jaminan, dan pengelolaan peluang investasi yang mendukung pertumbuhan perusahaan. Kebijakan utang, collateralizable assets, dan investment opportunity set memiliki pengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen karena ketiganya memengaruhi likuiditas, kapasitas pembiayaan, dan alokasi laba perusahaan. Kebijakan utang diperlukan perusahaan untuk menentukan kewajiban bunga dan pokok utang yang harus dipenuhi perusahaan, sehingga semakin tinggi utang, semakin terbatas laba yang dapat dialokasikan untuk dividen. Di sisi lain, collateralizable assets dapat mengurangi risiko yang harus ditanggung oleh kreditur, sehingga perusahaan dapat memperoleh pinjaman dengan suku bunga lebih rendah. Oleh sebab itu, collateralizable assets dapat meningkatkan kemampuan perusahaan untuk mendapatkan pembiayaan yang lebih terjangkau sehingga dapat melakukan pembayaran dividen. Sementara itu, investment opportunity set mencerminkan potensi perusahaan untuk bertumbuh melalui investasi. Ketika peluang investasi tinggi, perusahaan cenderung menahan laba untuk berinvestasi pada projek yang memiliki net present value positif sehingga mengakibatkan berkurangnya dana internal perusahaan untuk pembayaran dividen. Oleh karena itu, manajemen harus mempertimbangkan ketiga faktor ini untuk mencapai keseimbangan antara kebutuhan likuiditas, pertumbuhan jangka panjang, dan harapan pemegang saham. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif kausal dengan metode hypothetico-deductive untuk menganalisis pengaruh kebijakan utang, penggunaan collateralizable assets, dan investment opportunity set terhadap kebijakan dividen pada perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam indeks IDX High Dividend 20. Populasi penelitian terdiri dari 20 perusahaan yang terdaftar dalam indeks tersebut pada tahun 2023, dengan periode yang dianalisis berlangsung dari tahun 2018 hingga 2023. Melalui purposive sampling, 6 perusahaan dipilih sebagai sampel untuk penelitian ini. Data yang digunakan berupa data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan tahunan yang telah diaudit, laporan evaluasi indeks dari Bursa Efek Indonesia (BEI), Stockbit, dan TradingView. Teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji statistik deskriptif, uji asumsi klasik, uji hipotesis, regresi data panel, dan uji koefisien determinasi dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa variabel kebijakan utang, collateralizable assets, dan investment opportunity set secara simultan berpengaruh terhadap kebijakan dividen dengan nilai adjusted R2 sebesar 60,7040%. Kebijakan utang dan collateralizable assets secara parsial tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen, sedangkan variabel investment opportunity set secara parsial berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Perusahaan terbuka diharapkan dapat menjaga keseimbangan antara pembayaran dividen dan investasi jangka panjang, serta meningkatkan transparansi laporan keuangan untuk memperkuat hubungan dengan pemegang saham. Selain itu, peneliti selanjutnya juga diharapkan dapat memperluas cakupan penelitian dengan sampel yang lebih beragam dan mempertimbangkan faktor-faktor lain.