Abstract:
Perekonomian Indonesia mengalami deflasi yang ditandai dengan penurunan harga barang dan daya beli masyarakat. Kondisi ini memaksa produsen menurunkan harga, mengurangi produksi, hingga melakukan PHK, yang memperburuk perekonomian. Deflasi dipicu oleh suku bunga tinggi, menurunnya permintaan, dan perlambatan ekonomi, serta meningkatkan risiko financial distress pada perusahaan. Jika tidak ditangani, financial distress dapat berujung pada kebangkrutan, meskipun peluang pemulihan masih ada melalui perbaikan kinerja. Industri apparel & luxury goods, sebagai sektor kebutuhan sekunder, sangat terdampak oleh deflasi karena konsumen cenderung menunda pembelian barang sekunder saat daya beli menurun dan lebih memprioritaskan kebutuhan primer. Namun, perusahaan dengan struktur modal yang baik yang ditandai oleh rasio utang sehat, ukuran perusahaan yang besar, dan pertumbuhan penjualan yang stabil akan lebih mampu menghindari krisis keuangan. Periode penelitian yang mencakup tahun 2019 hingga 2023 menggunakan informasi terkini, sehingga hasil yang diperoleh diharapkan memiliki relevansi dengan keadaan saat ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengekplorasi dampak struktur modal, ukuran perusahaan, dan pertumbuhan penjualan terhadap financial distress perusahaan di industri apparel & luxury goods yang sahamnya tercatat di Bursa Efek Indonesia. Metode purposive sampling digunakan dalam penelitian ini, dan delapan belas perusahaan dipilih sebagai sampel dengan rentang waktu penelitian selama lima tahun pada tahun 2019-2023. Informasi perusahaan dikumpulkan dari laporan tahunan, laporan keuangan, situs resmi Bursa Efek Indonesia (idx.co.id), serta platform stockbit (stockbit.com). Dengan batas kesalahan dalam penelitian sebesar 5%, hasil dari penelitian menunjukkan bahwa secara parsial, struktur modal tidak berpengaruh terhadap financial distress. Begitu juga dengan pertumbuhan penjualan tidak memiliki pengaruh terhadap financial distress. Sedangkan ukuran perusahaan secara parsial memiliki pengaruh terhadap financial distress dengan koefisien estimasi sebesar 4,27. Di samping itu, hasil dari penelitian menunjukkan bahwa struktur modal, ukuran perusahaan, dan pertumbuhan penjualan secara simultan memiliki pengaruh terhadap financial distress. Tiga variabel ini dapat menjelaskan financial distress sebesar 80,46%, sementara 19,54% sisanya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak tercakup dalam penelitian ini.