Representasi candi dalam dinamika arsitektur era pasca kolonial di Indonesia motivasi dan proses transformasinya

Show simple item record

dc.contributor.advisor Soetedjo, Soewondo B.
dc.contributor.advisor Mundardjito
dc.contributor.author Herwindo, Rahadhian Prajudi
dc.date.accessioned 2017-05-31T07:12:59Z
dc.date.available 2017-05-31T07:12:59Z
dc.date.issued 2011
dc.identifier.uri http://hdl.handle.net/123456789/2017
dc.description.abstract Fenomena globalisasi pada saat ini. memungkinkan munculnya keragaman representasi arsitektur yang hadir di Indonesia. Kecenderungan pemanfaatan representasi arsitektur asing tanpa dilandasi oleh semangat kelokalan dikuatirkan dapat menghilangkan karakter/identitas. Upaya untuk mengembangkan nilai-nilai kelokalan dapat dilakukan melalui pengkajian terhadap representasi candi sebagai sumber referensi desain. Desain candi Jawa diperkirakan menjadi salah satu sumber inspirasi penting di dalam dinamika arsitektur di Indonesia dari masa Islam sampai saat kini. Hal ini dapat dikenali melalui representasi unsur-unsur desainnya yang persisten pada masa pasca Hindu-Buda, khususnya di Jawa. Studi ini dilakukan untuk mengkaji representasi desain percandian yang difokuskan pada bangunan-bangunan masa Pasca Kolonial khususnya di Jawa. Istilah Pasca Kolonial dalam studi ini digunakan untuk menggambarkan era/masa sesudah kolonial, bukan merujuk pada pengertian kritik ideologi. Pasca Kolonial dapat mempunyai konsekuensi pemahaman yang lebih luas khususnya berkaitan dengan istilah Kolonial, seperti halnya kritik posmodernisme terhadap modernisme. Representasi candi pada bangunan Pasca Kolonial dapat berlaku secara total, dominan, parsial. Strategi transformasinya berupa meminjam dan dimungkinkan melakukan dekonstruksi. Proses meminjam tersebut berupa adopsi-adaptasi-asimilasi. Dalam perkembangannya pada masa Pasca Kolonial, penggunaan unsur-unsur candi yang persisten dapat ditunjukkan berupa ornamen yang berbentuk moulding, bentuk sosok berupa gerbang, dan elemen atap berundak. Unsur-unsur lain yang juga persisten digunakan antara lain adalah pola geometrik kartesian, ekspresi volumetrik, dan pembagian tiga, khususnya pada sosok berupa kepala-badan-kaki. Pola-pola ini dianggap transferable pada bangunan masa Pasca Kolonial. Aspek-aspek yang tidak bersifat kontinu dari penerapan unsur-unsur candi dalam bangunan modern adalah permasalahan proporsi dan skala. Pendekatan kesejarahan secara diakronik-sinkronik dan studi korelasi digunakan di dalam menganalisis transformasi wujud representasi candi pada bangunan Pasca Kolonial khususnya di Jawa. Penggunaan unsur-unsur percandian tidak dapat dilepaskan dari faktor internal kesadaran arsiteknya. Dorongan internal individu dapat dipengaruhi pengalaman internal psikologis seperti archetype, dsb. Dorongan eksternal dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan, iklim, ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, dsb. Motivasi dalam wujud intention penggunaan representasi candi pada bangunan Pasca Kolonial adalah membangun semangat nasionalisme (kebanggaan) melalui pelestarian, memuliakan sesuatu, membangun jatidiri, dan meningkatkan nilai ekonomi melalui pengembangan kekhasan suatu tempat/budaya (pariwisata). Intention (maksud) tersebut merupakan pengejawantahan dari motivasi berupa konsep ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya yang melandasi wujud representasinya. Melalui studi ini diharapkan potensi arsitektur candi dapat dikembangkan sebagai salah satu sumber desain yang memadai pada masa kini dan mendatang. How become modern and to return the source. en_US
dc.publisher Program Doktor Arsitektur Program Pascasarjana Universitas Katolik Parahyangan en_US
dc.subject CANDI - ARSITEKTUR en_US
dc.title Representasi candi dalam dinamika arsitektur era pasca kolonial di Indonesia motivasi dan proses transformasinya en_US
dc.type Dissertations en_US


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search UNPAR-IR


Advanced Search

Browse

My Account