Abstract:
Untuk memenuhi kebutuhan industri konstruksi, keterbatasan produksi kayu utuh diatasi dengan sistem laminasi atau kayu glulam sehingga diperoleh ukuran kayu rekayasa yang lebih besar. Dua model (tipe M9B1 dan M9B2) dari sambungan balok-kolom eksterior kayu glulam akasia dengan sistem profil siku dan batang baja diuji dan dianalisis terhadap pembebanan statik monotonik dan siklik. Variasi dari benda uji adalah jumlah batang baja tumpu dan tebal besi siku yang menempel di balok glulam. Perilaku setiap model akibat pembebanan statik dan siklik, peralihan maksimum, momen maksimum, equivalent viscous damping ratio, kekakuan rotasi, degradasi kekakuan dan daktilitas dicari dan dipelajari. Dari hasil uji di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku sambungan dipengaruhi oleh jumlah batang baja tumpu di balok, mutu kayu balok dan tebal besi siku. Sambungan tipe M9B2 lebih kaku dibandingkan sambungan tipe M9B1. Untuk perhitungan analitis, pada sambungan tipe M9B1, boleh dilakukan asumsi bahwa gaya tarik akibat momen diterima oleh kombinasi batang baja tarik dan gaya tumpu dari kuat tumpu batang baja tumpu dan kayu di sekitarnya. Sedang untuk sambungan tipe M9B2, gaya tarik akibat momen dapat diasumsikan sepenuhnya diterima oleh batang baja tarik dengan syarat besi siku dipasang cukup tebal sehingga kuat tumpu batang baja besarnya sama atau lebih besar dari kuat tarik baja tarik, dan pengencangan batang baja yang memadai. Sambungan tipe M9B2 bisa digunakan sebagai sambungan semi-rigid pada struktur tipe rangka.