Abstract:
Penelitian ini merupakan kajian tentang kegiatan koordinasi pada komunitas produktif, dengan menelaah pengaruh konteks berupa lingkungan kerja, sistem keyakinan, dan semangat dari para pelaku terhadap proses interaksi yang diperlukan untuk mengembangkan koordinasi yang berkualitas. Dalam penelitian ini koordlnasi ditelaah dalam wujudnya yang nyata maupun dalam semangat yang mendasarinya, yang dikaitkan dengan integrasi atau keterpaduan organisasi, yang belum banyak dikaji secara eskplisit, sebagaimana dinyatakan Okhuysen dan Bechky (2009). Studi dilakukan pada suatu grup usaha kelapa sawit nasional yang sedang dalam proses membangun keterpaduan organisasi. Kajian proses koordinasi dilakukan pada aktivitas di sepanjang rantai nilal produksi pada perusahaan yang diteliti, dengan penekanan pada koordinasi dan keterpaduan yang terdapat di antara unit kerja. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa Keterpaduan Organisasi terwujud apabila dalam organisasi terdapat rasa kesatuan dan kebersamaan tujuan. Disamping itu didapatkan juga bahwa Kualitas Koordinasi dan Keterpaduan Organisasi bersifat saling memengaruhi secara positif dan signifikan. Model Mental Bersama, Fokus Kerja, dan Kualitas Interaksi diidentifikasi sebagai faktor yang secara positif dan signifikan memengaruhi kualitas koordinasi. Model mental bersama mewujud dalam dua dimensi yang berbeda, yaitu identitas Korporasi dan Kewargaan Korporasi, yang kedua-duanya merupakan faktor anteseden utama bagi pewujudan koordinasi yang berkualitas. Hal ini diperkirakan terjadi karena dalam konsep model mental bersama, secara implisit terdapat unsur kebersamaan tujuan dan rasa kesatuan. Dugaan bahwa ketersediaan aturan akan memperkuat pengaruh fokus kerja terhadap kualitas koordinasi tidak terbukti, sementara ke-tidak-tersediaan aturan terbukti memperlemah pengaruh fokus kerja terhadap kualitas koordinasi. Model Mental Bersama baik berupa keyakinan tentang identitas Korporasi maupun Kewargaan Korporasi, dan Kualitas interaksi berkorelasi secara positif dan signifikan dengan faktor kontekstual di lingkungan kerja, yaitu Iklim Kerja dan Hasa Saling Percaya, dengan kekuatan hubungan yang beragam. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar bagi pengkajian yang lebih lengkap dan seksama mengenai aspek psiko-sosial dan kontekstual, yang dapat berkontribusi bagi upaya organisasi untuk meningkatkan kualitas koordinasi dan membangun keterpaduan organisasi, karena diperkirakan masih ada banyak faktor lain yang juga dapat memengaruhi kualitas koordinasi dan keterpaduan organisasi.