Abstract:
Aksesibilitas pejalan kaki di kawasan pusat kota merupakan aspek yang sangat penting untuk mendukung mobilitas, kesehatan, dan kualitas hidup masyarakat. Namun, kota-kota di Indonesia masih cenderung berorientasi pada kendaraan pribadi (car-oriented). Perancangan yang berorientasi kepada hal tersebut akan berdampak kepada berkurangnya walkability dan kenyamanan bagi para pejalan kaki. Namun, terdapat kawasan yang dinilai mengedepankan aktivitas pejalan kaki pada bangunan-bangunannya, yakni kawasan SCBD Jakarta. Salah satu bangunan pada kawasan ini adalah gedung Pacific Century Place. Gedung ini dinilai memiliki koneksi yang baik dengan jalur pejalan kaki pada kawasan SCBD. Perancangan jalur pejalan kaki pada bangunan ini pun menjadi isu yang penting dimana kepentingan pejalan kaki diutamakan daripada kendaraan lainnya, sehingga perancang merencanakan jalur pejalan kaki di dalam dan sekitar bangunan sesuai dengan standar dan agar dapat memfasilitasi kebutuhan penggunaan kursi roda untuk penyandang cacat. Tujuan studi ini adalah untuk mengetahui bagaimana penerapan konsep “seamless pedestrian connection” pada ruang luar gedung Pacific Century Place, Jakarta melalui identifikasi elemen-elemen arsitektural dan analisis berdasarkan kriteria transisi yang “seamless” dan prinsip design for walkability. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif, data diperoleh dari studi pustaka, obeservasi dan dokumentasi langung ke lapangan, serta dari wawancara perancang gedung Pacific Century Place, Jakarta. Diperoleh kesimpulan bahwa penerapan konsep “seamless pedestrian connection” di ruang luar gedung Pacific Century Place, Jakarta sudah cukup baik dengan upaya yang menyeluruh untuk mewujudkan konsep tersebut bagi pejalan kaki di semua sisi. Namun, masih terdapat beberapa kekurangan, terutama pada penggunaan beberapa elemen arsitektural, yang justru sedikit menghambat aksesibilitas pejalan kaki dan mengurangi koneksi yang “seamless” bagi pejalan kaki itu sendiri.