Abstract:
Bangunan masjid merupakan simbol keagamaan dan pusat komunitas yang memegang peranan penting dalam kehidupan komunitas muslim.Masjid tidak hanya menjadi tempat ibadah, namun juga pusat sosial, budaya, dan pendidikan. Namun, di era keberlanjutan yang semakin meningkat ini, penting untuk mempertimbangkan aspek sosial yang terkait dengan pembangunan dan pengelolaan bangunan masjid. Dalam konteks ini, konsep keberlanjutan sosial menjadi semakin penting dalam perencanaan, pembangunan, dan pengelolaan bangunan masjid. Konsep masyarakat berkelanjutan mencakup aspek keadilan sosial, kesetaraan, inklusi, partisipasi masyarakat, dan pembangunan berkelanjutan secara sosial. Hal ini dapat mencakup memastikan bahwa bangunan masjid tidak hanya memenuhi kebutuhan keagamaan tetapi juga mendukung kesejahteraan masyarakat dan keberlanjutan sosial. Konsep keberlanjutan berawal dari gerakan lingkungan hidup pada tahun 1960-an sebagai tanggapan terhadap kekhawatiran tentang eksploitasi sumber daya alam yang melebihi tingkat regenerasinya. Pembangunan berkelanjutan pertama kali dijelaskan oleh Komisi Brundtland pada tahun 1987 sebagai pembangunan yang memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri (Annadale et al., 2004). Definisi keberlanjutan telah berkembang, namun selalu mencakup tiga aspek fundamental yang saling terkait: sosial, ekonomi, dan lingkungan (Barron dan Gauntlett, 2002; Davidson dan Wilson, 2009; Macintosh dan Wilkinson, 2006). Metode yang digunakan adalah metode kualitatif, yang melibatkan pengamatan terhadap aktivitas jamaah di dalam masjid. Hasil pengamatan ini kemudian disajikan dalam bentuk behavior mapping . Selain itu, kuesioner juga disebarkan kepada jamaah masjid. Kuesioner tersebut mencakup empat indikator: collective attributes, communal activities, clear aims, dan continuous advancement . Data dari kuesioner akan dianalisis menggunakan skala Likert, yang akan menghasilkan penilaian mengenai keberlanjutan sosial di Masjid Jami Al-Fathonah. Dari penelitian ditemukan bahwa berdasarkan 4 indikator social sustainability , masjid Jami Al-Fathonah berhasil menghadirkan social sustainability . Walaupun begitu, hal ini tidak lepas dengan aktivitas dan fasilitas masjid. Selain itu, lokasi masjid yang strategis semakin mendukung adanya social sustainability di masjid ini.