Abstract:
Sebuah masjid memiliki nilai sakral yang unik; namun, untuk mencapai tingkat kesakralan tertentu agar dapat memenuhi fungsi bangunan sakral dalam konteks arsitektur, diperlukan penerapan dan penyesuaian khusus. Semiotika, sebagai teori linguistik, dapat membantu mengidentifikasi jenis-jenis makna dan mengklarifikasi kategori makna dalam penerapan arsitektur. Dengan menggunakan semiotika, kita dapat merancang bangunan yang memiliki tingkat kesakralan yang tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkap maknamakna sakral tersebut, karena tanpa kehadiran makna sakral, bangunan religius seperti masjid akan terasa tidak lengkap. Masjid Dzunnuraini, sebuah masjid modern yang terletak di area istirahat, menjadi subjek penelitian ini. Melalui tinjauan literatur dan wawancara dengan pengguna dan pengunjung, tandatanda makna yang relevan akan diidentifikasi dan dikategorikan sesuai dengan semiotika (simbol, ikon, dan indeks) untuk menilai apakah bangunan sakral ini memiliki makna yang dapat dipahami oleh semua pengguna dan pengunjung. Setelah aplikasi arsitektur yang relevan dengan analisis semiotik diidentifikasi, makna sakralnya akan dianalisis untuk menentukan kesesuaiannya dalam mencapai tingkat kesakralan yang tinggi. Hasil penelitian, berdasarkan tinjauan literatur dan wawancara, menunjukkan bahwa Masjid Dzunnuraini memiliki 9 elemen yang dapat berfungsi sebagai tanda makna arsitektur. Tandatanda ini dianalisis lebih lanjut dengan menggunakan standar tertentu dari makna sakral yang sesuai dengan masing-masing elemen dalam masjid. Beberapa elemen dapat diidentifikasi menggunakan semiotika dan juga memiliki tingkat kesakralan yang dihargai, namun beberapa elemen gagal dan tidak berhasil menyampaikan makna tersebut. Untukmenciptakan sebuah karya arsitektur dengan tingkat kesakralan tertentu, penggunaan semiotika untuk melihat jenis makna serta menciptakan respons yang valid terhadap lingkungan dengan menggunakan konsep-konsep tertentu dapat meningkatkan pentingnya bangunan tersebut.