Abstract:
Dalam reklamasi yang menggunakan material tanah lunak khususnya tanah masih berkonsolidasi (underconsolidating soil) umumnya berkaitannya dengan permasalahan geoteknik seperti dari parameter kuat geser tanah, parameter perilaku tanah serta faktor penentu dalam memastikan reklamasi tersebut aman dan dapat dibangun dengan justifikasi berdasarkan derajat konsolidasi dan hubungan antara waktu konsolidasi, dan pengaruh deformasi yang terjadi bila adanya struktural pada reklamasi dengan tanah lunak underconsolidating, seperti penggunaan sheet pile dengan adanya galian dan timbunan yang berlangsung maka dapat mengakibatkan pengaruh pada nilai derajat konsolidasi serta pergerakan deformasi yang signifikan. Dengan ini maka memahami faktor yang berperan signifikan dalam struktural tanah dan derajat konsolidasi yaitu pengaruh residual excess pore pressure. Residual excess pore pressure merupakan salah satu dari komponen setelah excess pore pressure terdisipasi yang tersisa atau tertinggal selama proses disipasi dalam konstruksi yang sedang dilakukan. Dalam evalusi mengenai kondisi tersebut maka berdasarkan parameter perilaku tanah di lokasi studi dilakukan uji in-situ berupa CPTu dan dilakukan kajian dari metode-metode evaluasi derajat konsolidasi menggunakan metode Schmertmann (1978), metode ekstrapolasi uji disipasi pada tanah underconsolidating soil (Rahardjo, 2008), metode Bq vs OCR (Rahardjo & Setionegoro, 2013), metode Bq * vs OCR (Rahardjo & Setiawan, 2015), dan metode pendekatan tegangan efektif (Rahardjo & Santoso, 2016). Metode tersebut akan menjadi acuan dalam mengetahui efek residual excess pore pressure pada evaluasi desain galian dan struktural penahan tanah.