dc.description.abstract |
Pernyataan bahwa karisma pernah tidak menjadi topik yang sentral dalam
kehidupan Gereja Katolik itu ada benarnya. Pernyataan bahwa Gereja itu lebih
institusionalistik daripada karismatik juga ada benarnya. Sepanjang sejarah, Gereja
selalu memperbaharui diri. Pembaharuan itu, lewat beragam fenomena satu abad
terakhir, dikawal oleh visi karismatik. Dengan memanfaatkan metode studi pustaka,
karya tulis ini berusaha mengeksplorasi, mengelaborasi, dan mengartikulasikan
histori karisma dan visi Gereja karismatik tersebut. Penelitian yang direkam dalam
karya tulis ini menunjukkan bahwa, sesungguhnya, sejak awal dan sampai
kapanpun Gereja itu karismatik. Dimensi karismatik dan dimensi institusional
Gereja sesungguhnya berhubungan saling melengkapi dan bukan saling
mengalahkan. Kalau Gereja berharap menjadi lebih karismatik, itu bukan berarti
Gereja tidak lebih institusionalistik. Adapun Gereja Katolik yang karismatik itu
berarti Gereja yang diisi oleh orang-orang yang, pertama-tama, menguduskan
dirinya melalui komitmen yang sungguh untuk hidup secara baru di dalam Roh. Di
dalam Gereja yang karismatik itu pula, karisma-karisma dipraktikkan secara luas
dan terbuka, menurut ajaran Gereja yang sesuai, demi kepentingan bersama. Dalam
hal-hal ini Pembaruan Karismatik Katolik menyumbangkan peran yang besar untuk
mendorong pengudusan dan pertobatan personal (sanctifying grace) serta
mempromosikan karisma-karisma (gratuitous grace). |
en_US |