Interpretasi regionalisme kritis pada perancangan arsitektur galeri seni di Bandung

Show simple item record

dc.contributor.advisor Fauzy, Bachtiar
dc.contributor.author Oman, Kinan Gondewa
dc.date.accessioned 2024-10-05T03:17:07Z
dc.date.available 2024-10-05T03:17:07Z
dc.date.issued 2024
dc.identifier.other tes2438
dc.identifier.uri http://hdl.handle.net/123456789/18923
dc.description.abstract Modernisme muncul dan mendorong terjadinya fenomena globalisasi dalam arsitektur, juga turut mempengaruhi peradaban manusia hingga saat ini. Paham ini mulai berkembang pada awal abad ke-19 dengan revolusi industri yang mengubah cara pandang manusia dan mempengaruhi arsitektur melalui inovasi dalam konstruksi dan material, yang lebih menekankan aspek fungsional dan efisiensi. Salah satu yang terpengaruh adalah tipologi galeri seni. Keberadaan galeri dinilai penting bagi identitas Bandung sebagai kota seni dan budaya. Beragam pendekatan arsitektur galeri di Indonesia, khususnya Bandung, yang dipengaruhi modernisme menyebabkan fenomena placeless karena kurang menekankan aspek lokal. Globalisasi teknologi juga mempengaruhi seni dan perancangan galeri seni modern yang mendukung seni interaktif berbasis teknologi, namun kurang memiliki identitas lokal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aspek dan unsur apa saja yang menentukan konsep regionalisme kritis yang ada pada bangunan Galeri Seni di Indonesia, membahas dan menelaah secara kritis sehingga menghasilkan pedoman perancangan desain untuk diterapkan pada konsep gagasan galeri seni baru di Kota Bandung dengan kriteria rancangan yang mengimplementasikan regionalisme kritis dalam rancangannya sesuai dengan kebudayaan dan karakter identitas lokasi setempat dalam bentuk simulasi desain perancangan. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan pendekatan telaah kritis. Penelitian ini mendeskripsikan keadaan eksisting bangunan objek studi preseden, kemudian membandingkannya melalui analisis kriteria berdasarkan teori regionalisme kritis Kenneth Frampton dalam Towards a Critical Regionalism: Six Points of an Architecture Resistance dan teori regionalisme arsitektur Indonesia Maria I. Hidayatun dalam Jatidiri Arsitektur Indonesia Regionalisme dalam Konsep Bhinneka Tunggal Ika. Analisis juga disintesis berdasarkan empat aspek pendekatan regionalisme kritis dari Ken Yeang dalam Tropical Urban Regionalism, Building in A South East Asian City. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menciptakan pedoman perancangan desain galeri seni di Kota Bandung yang menerapkan konsep regionalisme kritis dengan baik khususnya yang kontekstual dengan kaidah-kaidah regional di Bandung yang merupakan kawasan tropis. Penelitian ini bermanfaat sebagai catatan dan pedoman perancangan dalam memberikan pemahaman dan pengetahuan mengenai gagasan regionalisme kritis dalam modernisme sebuah arsitektur galeri seni khususnya di Kota Bandung. en_US
dc.language.iso Indonesia en_US
dc.publisher Program Studi Magister Arsitektur Universitas Katolik Parahyangan en_US
dc.subject ARSITEKTUR LOKAL en_US
dc.subject ARSITEKTUR MODERN en_US
dc.subject GALERI SENI en_US
dc.subject REGIONALISME KRITIS en_US
dc.title Interpretasi regionalisme kritis pada perancangan arsitektur galeri seni di Bandung en_US
dc.type Master Theses en_US
dc.identifier.nim/npm NPM8112201020
dc.identifier.nidn/nidk NIDN0425096001
dc.identifier.kodeprodi KODEPRODI811#Arsitektur


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search UNPAR-IR


Advanced Search

Browse

My Account