Abstract:
Arsitektur merupakan ilmu untuk merancang ruang yang akan ditempati oleh manusia. Dalam merasakan ruang, manusia mengandalkan semua inderanya dari penglihatan hingga sentuhan, sehingga dalam proses mendesain hal ini perlu menjadi pertimbangan perancang. Terdapat kecenderungan manusia untuk merancang dan merasakan bangunan hanya dengan berfokus pada indera penglihatan. Hal ini terjadi karena kemajuan teknologi yang memudahkan perancangan bangunan tanpa banyak kunjungan ke tapak, dan mengandalkan perancangan dengan penggunaan software arsitektur. Akibatnya perancangan arsitektur kurang melibatkan semua indera manusia dan mengabaikan potensi perancangan yang dapat digali. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan desain yang lebih peka terhadap semua indera manusia sehingga dapat menghasilkan atmosphere ruang yang lebih berkualitas. Fungsi spa dipilih sebagai objek studi karena menuntut optimasi pengalaman multisensori dan pembentukan suasana ruang. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif melalui studi pustaka dan observasi langsung. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan observasi. Hasil penelitan berupa kriteria desain multisensori untuk pembentukan suasana ruang pada destination spa yang dapat dijadikan dasar bagi penyusunan konsep perancangan.