dc.contributor.advisor |
Sunartio, Anindhita Nugroho |
|
dc.contributor.author |
Riswan, Muhammad Rivaldi |
|
dc.date.accessioned |
2024-10-04T06:51:32Z |
|
dc.date.available |
2024-10-04T06:51:32Z |
|
dc.date.issued |
2024 |
|
dc.identifier.other |
tes2430 |
|
dc.identifier.uri |
http://hdl.handle.net/123456789/18915 |
|
dc.description.abstract |
Pulau Jawa telah terhubung dari satu wilayah ke wilayah lainnya dengan baik melalui berbagai moda transportasi dan jalur penghubung. Pelaku perjalanan dapat melakukan perjalanan melalui jalur darat, udara maupun laut dengan moda transportasi umum pengangkut penumpang yang bervariasi. Sejalan dengan perkembangan ekonomi dan teknologi masyarakat Indonesia di pulau Jawa telah mencapai kemampuan dan kebutuhan untuk memiliki kendaraan pribadi baik roda dua ataupun roda empat, keadaan tersebut berdampak terhadap budaya mudik yang mana setidaknya satu keluarga kecil melakukan perjalanan lintas wilayah dengan menggunakan kendaraan pribadi masing-masing. Dengan ramainya kegiatan mudik atau perpindahan penduduk tersebut Pemerintah melakukan berbagai upaya untuk memfasilitasi kegiatan tersebut dengan membangun infrastruktur seperti pembangunan Toll Trans Jawa, pembangunan jalur alternatif Pansela dan peningkatan kondisi jalan di Pantura. Setelah jalur penghubung antar wilayah terealisasi maka diperlukan sarana dan prasarana penunjang seperti rest area, yang dibutuhkan pengendara untuk beristirahat sejenak dalam perjalanan. Karakteristik jalur menentukan bentuk dari rest area yang mampu mengakomodir masalah tertentu baik dari sisi pengguna jalan maupun daerah administrasi tertentu yang dilewati jalur yang dimaksud. Pantura sejak lama telah dikenal sebagai jalur distribusi logistik. Toll Trans Jawa dikenal sebagai jalan bebas hambatan dengan jarak terpendek, dimana jalur alternatif Pansela memiliki potensi wisata yang baik. Berdasarkan karakteristik tersebut maka pengembangan perancangan tempat istirahat pengendara pada jalur Pansela yang masih kekurangan rest area yang memadai. Rest area perlu dirancang untuk memanfaatkan potensi wisata setempat., seperti di beberapa negara maju, jalur wisata penghubung wilayah seperti di Amerika dan Australia menamai rest area sebagai campground dengan pendekatan tempat istirahat berkendara yang memasukkan unsur wisata dan rekreasi sehingga pengendara dan penumpang dapat merasakan tempat istirahat yang nyaman dan Agustus 2024 viii menyediakan ruang istirahat yang lebih besar dengan batas waktu istirahat yang lebih panjang. |
en_US |
dc.language.iso |
Indonesia |
en_US |
dc.publisher |
Program Studi Magister Arsitektur Universitas Katolik Parahyangan |
en_US |
dc.subject |
JALUR PANTAI SELATAN JAWA |
en_US |
dc.subject |
MUDIK |
en_US |
dc.subject |
WISATA |
en_US |
dc.subject |
REST AREA |
en_US |
dc.subject |
CAMPGROUND |
en_US |
dc.title |
Perancangan Rest Area Plus dengan pendekatan konsep Campground : objek studi Rest Area, Jalur Pantai Selatan Jawa |
en_US |
dc.type |
Master Theses |
en_US |
dc.identifier.nim/npm |
NPM8112001026 |
|
dc.identifier.nidn/nidk |
NIDN0428097301 |
|
dc.identifier.kodeprodi |
KODEPRODI811#Arsitektur |
|