Studi faktor termal pada area makan kafe-kafe di Bandung : studi kasus Amber Field Coffee, Kafe Noah’s Barn, dan Mr. Roastman Experience

Show simple item record

dc.contributor.advisor Budiyuwono, Hartanto
dc.contributor.advisor Suriansyah, Yasmin
dc.contributor.author Gunawan, Grace
dc.date.accessioned 2024-10-04T03:50:58Z
dc.date.available 2024-10-04T03:50:58Z
dc.date.issued 2024
dc.identifier.other tes2425
dc.identifier.uri http://hdl.handle.net/123456789/18910
dc.description.abstract Menurut Voon (2011), menyatakan bahwa industri jasa makanan sangat kompetitif karena tingginya pemain baru dalam industri ini setiap tahunnya. Berdasarkan Hussain dan Ali (2012), pelanggan lebih menekankan pada elemen-elemen seperti lingkungan (ambiance) atau keadaan toko daripada kualitas makanannya. Untuk tetap bisa menjadi sebuah kafe yang kompetitif dan dikunjungi berulang oleh pelanggannya, kafe berusaha untuk menciptakan suasana yang lingkungan yang menarik dan nyaman. Akan tetapi menurut badan BMKG, suhu rata-rata siang hari di Kota Bandung adalah sekitar 29.5-31.9oC dengan kelembapan 64-83%. Suhu ini di atas ambang batas kenyamanan termal menurut SNI 03-65722001 kondisi ini berada di ambang atas dari kategori nyaman hangat. Karena berada di ambang batas atas dan tingginya kompetisi, kafe di Bandung menggunakan AC untuk membuat kondisi termal menjadi ideal Akan tetapi, menurut Katili et al. (2015), 50% energi yang digunakan untuk sistem pendinginan aktif dan presentasi ini meningkat saat di waktu puncak 80%. Penelitian ini berusaha untuk menganalisis faktor-faktor seperti lokasi, temperatur luar ruangan, dan faktor-faktor lainnya yang berpengaruh pada beban pendinginan di kafe dan memberikan saran kepada kafe tersebut Penelitian ini menggunakan metode campuran (mixed method) dengan pendekatan kasus studi. Kasus studi dari penelitian ini adalah Amber Field Coffee, Mr. Roastman Experience, dan Noah’s Barn. Beban pendinginan di kafe-kafe ini dihitung dengan metode keseimbangan termal berdasarkan Prasasto Satwiko (2004). Ruangan yang memiliki peralatan elektronik terbanyak khususnya untuk membuat kopi mempunyai internal heat gain yang tinggi sehingga sangat berpengaruh besar pada beban pendinginan ketiga kafe. Faktor kedua terbesar adalah faktor yang berasal dari eksterior yaitu cahaya matahari yang menembus kaca karena kebanyakan kaca di kafe ini adalah kaca bening tanpa ada coating. Hasil dari penelitian adalah berupa saran mengenai perbuahan pada bangunan yang bisa meminimalkan beban pendinginan di kafe. en_US
dc.language.iso Indonesia en_US
dc.publisher Program Studi Magister Arsitektur Universitas Katolik Parahyangan en_US
dc.subject KAFE en_US
dc.subject KESEIMBANGAN TERMAL en_US
dc.subject BEBAN PENDINGINAN en_US
dc.subject AIR CONDITIONING en_US
dc.title Studi faktor termal pada area makan kafe-kafe di Bandung : studi kasus Amber Field Coffee, Kafe Noah’s Barn, dan Mr. Roastman Experience en_US
dc.type Master Theses en_US
dc.identifier.nim/npm NPM8112001008
dc.identifier.nidn/nidk NIDN0424025601
dc.identifier.nidn/nidk NIDN0409075701
dc.identifier.kodeprodi KODEPRODI811#Arsitektur


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search UNPAR-IR


Advanced Search

Browse

My Account