dc.description.abstract |
Pada saat musik semakin disukai oleh masyarakat, ditandai dengan
banyaknya diadakan konser musik, maka perkembangan wadah bermusik mulai beraneka ragam, Auditorium-auditorium, baik yang baru maupun hasil renovasi, mulai bermunculan sebagai ruang konser, pertunjukkan musik ataupun auditorium multifungsi. Kualitas audial menjadi hal yang diprioritaskan daripada kualitas visual, agar penonton dapat menikmati suara yang berkualitas. Walau kualitas audial lebih penting, bukan berarti kualitas visual menjadi tidak
diperhatikan, Bagaimanapun juga kualitas visual pasii dapat mendukung
suksesnya sebuah konser musik. Sebagai contoh auditorium yang akan diambil sebagai objek studi, adalah Balai Sarbini, Plenary Hall Balai Sidang Jakarta Convention Center, dan Usmar Ismail Hall. Ketiganya merupakan auditorium multifungsi dengan desain akustik
ruang konser yang paling menonjol dari berbagai macam fungsi yang
diwadahinya, Sebagai ruang konser, desain akustik yang ada tentunya memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda dari fungsi lainnya. Hal ini yang menjadi konsentrasi pembahasan, karena pada awalnya ketiga objek tersebut tidak berfungsi sebagai ruang konser.
Analisis pada kondisi fisik ketiga objek studi dengan cara meninjau gejala akustik yang timbul, baik yang menguntungkan maupun yang merugikan bagi tuntutan fungsi musik. Hasil pengukuran diambil dari referensi skripsi, sedangkan teori didapat dari studi literatur.
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah ketiga objek
studi memiliki keunikan masing-masing dalam penanganan akustik ruang konser. Dari beragam keunikan tersebut didapat berbagai data tentang penggunaan material akustik pada ruang konser. |
en_US |