Abstract:
Gereja Katolik di Indonesia memandang lingkungan parokial sebagai persekutuan umat beriman yang hidup bersatu, bersaudara, saling menguatkan, memperkaya, dan meneguhkan dalam kehidupan dan pelayanan. Kegiatan dan pertemuan di lingkungan merupakan sarana bagi umat beriman menjalin relasi persaudaraan melalui pengalaman iman yang dibagikan dan karya pelayanan yang dilakukan bersama-sama. Akan tetapi, partisipasi umat dalam kegiatan pertemuan lingkungan bisa berubah karena hambatan-hambatan tertentu yang muncul, dan hal ini dapat mengganggu perwujudan persekutuan dan persaudaraan kristiani. Tesis ini menanggapi persoalan tersebut dengan menawarkan model-model kebersamaan di lingkungan. Model-model dikembangkan melalui korelasi antara inspirasi Kitab Suci, dokumen-dokumen Gereja seperti Evangelii Gaudium dan Fratelli Tutti, pemahaman Gereja mengenai Komunitas Basis Gerejawi, dan hasil wawancara kepada umat beriman serta pengurus lingkungan tentang realitas kebersamaan di lingkungan. Model-model yang ditawarkan ialah Model Perjumpaan Personal, Model Percakapan Sehari-hari, dan Model Berbagi Kehidupan. Setiap model memakai sudut pandang berbeda untuk mengembangkan kebersamaan di lingkungan. Model-model bersifat fleksibel, dapat direinterpretasi sesuai tantangan yang dihadapi, dan saling melengkapi. Model-model yang ditawarkan merupakan alternatif yang bisa menginspirasi pastor paroki, pengurus lingkungan, katekis, fasilitator, dan umat beriman untuk berpartisipasi lebih aktif dalam mewujudkan persekutuan dan persaudaraan kristiani di lingkungan.