Abstract:
Prinsip heteronormatif yang berlaku di tengah masyarakat sering kali membatasi pemaknaan cinta yang dialami orang-orang. Prinsip yang menjadi standar yang mengekang ini dapat membuat sebagian orang mengalami ketiadaan makna dan jatuh dalam nihilisme pasif. Untuk melampaui nihilisme pasif tersebut, Nietzsche menawarkan nihilisme afirmatif yang memberikan harapan lewat pencarian nilai baru. Perjalanan pencarian nilai baru dalam cinta ini tergambar dalam serial Killing Eve dan film Ride or Die. Kedua film ini, juga nihilisme Nietzsche dan relasi cinta, mengalami demitologisasi yang ada dalam hermeneutika Rudolf Bultmann yang digunakan sebagai metode penelitian. Lewat pemaknaan baru, nihilisme bisa dimaknai sebagai suatu keseimbangan antara logika dan spiritualitas, antara kepentingan pribadi dan kolektif, dan antara ‘baik’ dan ‘buruk’. Sementara itu, jika Killing Eve menunjukkan akhir kisah yang menggambarkan nihilisme pasif, maka Ride or Die menunjukkan akhir kisah yang menggambarkan nihilisme afirmatif. Lewat pemaknaan cinta yang baru dalam Ride or Die, muncullah istilah ‘kazoku-teki na ai’, yaitu cinta yang membuat seseorang merasa dirinya ‘kerasan’, ‘diterima di rumah’, cinta yang membuat seseorang merasa memiliki tempat pulang dalam diri orang yang memberikannya. Dengan model cinta yang baru ini, setiap orang bisa menemukan sukacita lewat pemaknaan cinta yang sesuai bagi dirinya sendiri, tanpa dipengaruhi oleh standar yang berlaku.