Abstract:
Konsep penataan air perkotaan terpadu sebagai sebuah pendekatan dalam pengelolaan berbagai fungsi tata air pada suatu kota dapat diukur keberhasilannya dalam tingkat ketahanan air perkotaan. Untuk mengetahui tingkat ketahanan air perkotaan maka diperlukan suatu angka yang menyatakan bahwa tiap tata air telah berjalan sesuai yang diharapkan, sehingga akan diketahui tata air perkotaan tersebut telah mengalami kemajuan atau sebaliknya mengalami kemunduran bila dibandingkan dengan periode sebelumnya. Angka pengukuran ini dinyatakan dalam Indeks Ketahanan Air Perkotaan. Indeks Ketahanan Air Perkotaan terdiri dari dimensi-dimensi utama yang dianggap memberi kontribusi bagi ketahanan air perkotaan yaitu Pengelolaan Air Bersih (2 indikator dan 6 variabel), Pengelolaan Air Hujan (2 indikator dan 4 variabel), Pengelolaan Air Limbah (2 indikator dan 2 variabel), Pengelolaan Air Tanah (2 indikator dan 4 variabel), dan Pengelolaan Sampah (2 indikator dan 3 variabel), dengan bobot tiap dimensi sama besar yaitu 20%. Pada studi kasus di Kota Pontianak, Nilai Indeks Ketahanan Air Perkotaan didapatkan sebesar 2, 79 skala 5,00, termasuk dalam kriteria Sedang. Nilai indeks masing-masing dimensi yaitu Pengelolaan Air Bersih 2,55; Pengelolaan Air Hujan 2,73; Pengelolaan Air Limbah 2,88; dan Pengelolaan Sampah 3,01. Prioritas dan strategi dari hasil indeks dilihat dari nilai variabel terkecil pada tiap dimensi utama, yaitu pada dimensi pengelolaan air bersih: persentase terlayani PDAM sebagai air minum, kualitas air perpipaan, persentase mengusahakan sendiri sumber air minum dan kualitas air non perpipaan; dimensi pengelolaan air hujan: luasan daerah terdampak banjir, jumlah kejadian (per tahun) dan kualitas air hujan; dimensi pengelolaan air limbah: kualitas air pada badan air; dan dimensi pengelolaan sampah: kualitas pengolahan lindi.