Abstract:
Berawal dari pertanyaan penelitian berupa “Bagaimana Kerjasama Indonesia-Singapura dalam penanganan tenggelamnya KRI Nanggala 402 menjadi titik tolak kerjasama maritim Negara-Negara Anggota ASEAN?” Tesis ini nantinya akan membahas seputar ketegangan di Laut Tiongkok Selatan yang kerap kali terjadi dalam beberapa tahun belakangan ini tak heran lagi memang selalu saja dapat membuat banyak negara yang terletak di sekitarnya termasuk ASEAN jadi ikut saling bersitegang satu sama lain terlebih lagi karena mereka juga ikut saling mengklaim satu sama lain Laut Tiongkok Selatan sebagai wilayahnya masingmasing dikarenakan terdapat potensi cadangan gas alam dan minyak bumi yang besar di sana. Ditinjau dari Teori Kerja Sama Internasional, Organisasi Internasional dan Security Regional Complex sebagaimana masing-masing membahas tentang pola hubungan antarnegara termasuk dalam kerangka kerja sama di organisasi internasional, Konflik seperti itu seringkali menimbulkan ketegangan militer yang tentunya juga jadi akan sangat mempengaruhi soliditas dan stabilitas mereka negara anggota kawasan, Bahkan pada saat seharusnya dimana mereka dapat memunculkan suatu stabilitas dan keamanan kawasannya itu sendiri. Akan tetapi di saat bersamaan ketika konflik itu masih belum juga reda, Terjadi sebuah peristiwa bencana maritim yang baru pertama kali berlangsung sepanjang peristiwa sejarah Indonesia yakni Tenggelamnya KRI Nanggala 402 di Laut Bali Utara pada Bulan April 2021 silam. Kapal selam buatan Jerman tersebut diketahui awalnya mengalami hilang kontak saat sedang mengikuti agenda kegiatan latihan perang di Laut Bali Utara bersama sejumlah armada kapal perang lainnya di TNI Angkatan Laut dan tidak pernah lagi timbul ke permukaan sejak saat itu juga. Sehingga oleh karena itulah, TNI Angkatan Laut kemudian meminta bantuan kepada Sejumlah Negara ASEAN, Tiongkok dan sejumlah negara sahabat melalui ISMERLO guna melakukan evakuasi terhadap KRI Nanggala 402 dan singkat cerita, Hasilnya KRI Nanggala 402 ditemukan dalam keadaan sudah terbelah jadi tiga bagian setelah tenggelam di Kedalaman 838 Meter di Laut Bali Utara. Dari sini, Datangnya bantuan dan berlangsungnya kerjasama antar setiap negara dalam Misi Evakuasi KRI Nanggala 402 ini pun dapat dilihat sebagai cerminan atas titik balik Soliditas Kerja Sama Maritim Negara-Negara ASEAN melalui metodologi penelitian kualitatif berupa studi dokumen pada sejumlah sumber referensi terpercaya.