Abstract:
Bandara dalam arsitektur bertujuan sebagai gerbang antar wilayah sehingga memiliki peran merepresentasikan identitas tempat sebagai impresi pertama pengunjung terhadap suatu daerah. Hasil analisis awal menyatakan terdapat 92.5% bandara internasional Indonesia yang masuk dalam kategori lemah dan sangat lemah dalam mengupayakan identitas tempat terkait kelokalannya (placelessness). Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani merupakan bandara dalam kajian
bandara internasional yang minim dalam menerapkan identitas tempat, sehingga penelitian ini memiliki urgensi untuk mengimplementasi identitas tempat pada bandara ini. Penelitian menelaah YIA dan Ngurah Rai International Airport, Bali sebagai referensi pembanding, karena kedua bandara ini memiliki tingkat pengupayaan identitas tempat yang paling tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah aspek-aspek identitas tempat yang dapat digunakan untuk memperkuat identitas tempat sekaligus penempetan identitas tempat pada ruangruang
bandara. Hal ini juga bertujuan untuk menemukan referensial identitas Semarang yang dapat digunakan pada implementasi bandara Semarang. Penelitian ini juga memiliki tujuan akhir untuk merancang pedoman sebagai hasil dari penelitian.
Kajian literatur utama mencakup teori identitas tempat dan arsitektur bandara. Penelitian ini berfokus pada ruang-ruang yang memungkinkan untuk menjadi media penempatan dari identitas tempat, diantaranya: (1) Kawasan: Mencakup sirkulasi masuk dan keluar kendaraan pengunjung & aerial yang terlihat oleh penumpang pesawat; (2) Hall Keberangkatan; (3) Area Check-In, (4) Koridor Check-In menuju ruang tunggu keberangkatan, (5) Ruang Tunggu Keberangkatan, (6) Block Plan, (7) Hall Kedatangan, (8) Hall Kedatangan menuju Area Pengambilan Bagasi, (9) Area
Pengambilan Bagasi, dan (10) Exit Hall. Hasil analisa tersebut digunakan sebagai landasan referensial identitas Semarang dan perumusan pedoman dalam rancangan arsitektur guna memperkuat identitas tempat pada studi kasus.
Hasil penelitian menemukan aspek symbolic shape dan territorial shape dalam ranah regional identity merupakan aspek identitas penting dan dominan untuk diupayakan dalam rancangan identitas tempat bandara. Selain itu, Perumusan pedoman menyimpulkan terdapat beberapa ruang pada bandara yang memiliki prioritas untuk menunjukkan identitas tempat, diantaranya: (1) Area kawasan; (2) Entrance Hall; (3), Ruang Tunggu Keberangkatan, (4) Block Plan; (5) Hall Kedatangan; (6) Koridor menuju area pengambilan bagasi; dan (7) Exit Hall.
Penelitian ini terfokus pada referensial identitas dan implementasi terhadap Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani. Peneliti lain dapat melakukan pengembangan dari penelitian ini dengan melakukan metode analisis dan menyimpulkan referensial identitas tempat Indonesia ataupun setiap daerah secara spesifik, yang bermanfaat sebagai acuan identitas tempat arsitektur
bandara Indonesia ataupun daerah lain di Indonesia.