dc.description.abstract |
Era globalisasi yang maju seiring berjalannya waktu membuat kebutuhan
manusia meningkat. Untuk dapat memberi dan menyediakan kebutuhan manusia tersebut,
menimba pendidikan sangat penting. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 19 tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, sekolah harus mengikuti SNP. Namun, setiap
peserta pendidikan memiliki karakteristik belajar yang berbeda-beda. Survey mengatakan
bahwa 87,8% dari 770 responden menyatakan pelajar butuh mengikuti bimbingan belajar
untuk dapat mengikut pembelajaran di sekolah. PT. Sinotif merupakan salah satu
perusahaan bimbingan belajar yang menawarkan jasa secara daring. Sinotif mengalami
kesulitan untuk mencapai target siswa masuk setiap bulannya selama 3 tahun, terutama
saat terlanda pandemi Covid. Oleh karena itu, dibutuhkan usulan untuk dapat
meningkatkan niat beli Sinotif.
Penelitan ini menggunakan metode Partial Least Square Structural Model (PLSSEM)
untuk dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi e-learning purchase
intention. Terdapat 6 hipotesis dengan 6 variabel, yaitu brand image, perceived usefulness,
perceived ease of use, social influence, perceived value dan perceived fee. Pengumpulan
data dilakukan dengan teknik convenience sampling dengan jumlah sampel minimum 60.
Kemudian, dilakukan penyusunan dan penyebaran kuesioner dan diperoleh sebanyak 152
data. Pengolahan data PLS-SEM dilakukan dengan dua tahap, yaitu evaluasi model
pengukuran dan evaluasi model struktural.
Hasil penelitian menemukan bahwa terdapat 4 faktor yang memengaruhi elearning
purchase intention, yaitu brand image, perceived usefulness, perceived ease of
use, dan social influence. Dengan menggunakan importance-performance map analysis,
diketahui prioritas perbaikan yang harus diberikan, yaitu social influence, brand image lalu
perceived ease of use . Secara garis besar, terdapat 12 buah usulan yang dirancang untuk
Sinotif untuk diimplementasikan. |
en_US |