Abstract:
Latar belakang penelitian ini karena ada kesenjangan pemahaman konsepsi ruang arsitektur antara pandangan Barat dan Timur. Pemahaman konsepsi ruang cenderung didominasi oleh pendapat filsuf, ilmuwan maupun arsitek dari Barat. Fenomena pemahaman tentang makna ruang antara pandangan Barat dan Timur yang berbeda secara konseptual mengakibatkan tenggelamnya pemahaman konsepsi ruang dari Timur. Permasalahan pemahaman konsepsi ruang ini perlu dicermati karena sangat memengaruhi ilmu arsitektur, oleh sebab itu penelitian terkait isu konsepsi ruang arsitektur menjadi signifikan dan relevan untuk ditelusuri lebih dalam. Metode penelitian ini menggunakan paradigma filosofis dialektika dan landasan teori arsitektur Salura. Paradigma filosofis dan landasan teori ini tepat untuk menjadi dasar fundamental dalam mengurai pemahaman konsepsi ruang arsitektur dan fēng shuǐ (風水) dan diyakini sangat relevan untuk mengungkap fakta dan fenomena konsepsi ruang arsitektur karena penelitian terhadap isu ini dipengaruhi oleh perbedaan pandangan terhadap konsep ruang yang disebabkan oleh perbedaan bahasa, budaya dan pola pikir. Penelitian ini dimulai dengan elaborasi teori dialektika yang didahului dengan membahas perbedaan logika Barat dan Tionghoa, lalu membahas dialetika Barat dan dialektika Tionghoa yang kemudian berlanjut pada elaborasi teori konsepsi ruang arsitektur berdasarkan pandangan Barat dan konsepsi ruang arsitektur berdasarkan pandangan Timur. Sintesis dari elaborasi ini kemudian disusun dan diklasifikasikan dalam kerangka alat baca untuk mengupas objek studi. Elaborasi teoretik ini menemukan pedoman awal penataan fēng shuǐ (風水). Tujuan dari penelitian ini ialah menguraikan pemahaman konsepsi ruang arsitektur berdasarkan pandangan Barat dan pemahaman konsepsi ruang berdasarkan pandangan fēng shuǐ (風水) pada kasus studi untuk menguraikan objek studi berupa bangunan gedung perkantoran sebagai justifikasi sehingga keselarasan antara kedua konsepsi ruang arsitektur tersebut ditemukan. Temuan dari penelitian ini diperoleh secara berjenjang mulai dari kerangka operasional, yang meningkat ke jenjang kerangka konseptual, kerangka teoretik dan kerangka filosofis dan akhirnya menemukan kerangka pedoman prinsip penataan fēng shuǐ (風水) yang dapat diterapkan untuk berbagai fungsi bangunan pada skala penataan properti baik makro, mezzo maupun mikro.