Mengukur tingkat maturitas building information modeling (BIM) perusahaan konstruksi di Indonesia

Show simple item record

dc.contributor.advisor Soekiman, Anton
dc.contributor.author Pantiga, Januar
dc.date.accessioned 2024-02-27T06:55:05Z
dc.date.available 2024-02-27T06:55:05Z
dc.date.issued 2021
dc.identifier.other tes2312
dc.identifier.uri http://hdl.handle.net/123456789/16915
dc.description TES-PMTS PAN m/21 en_US
dc.description.abstract Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan Permen PUPR Nomor 22 Tahun 2018 yang menjadi payung hukum mengenai kewajiban penerapan BIM pada pelaksanaan proyek konstruksi bangunan gedung negara tidak sederhana dengan kriteria luas di atas 2000 m2 dan di atas dua lantai. Namun adopsi BIM pada perusahaan-perusahaan konstruksi di Indonesia baru dimulai dan terbatas. Tujuan penelitian ini yaitu mengukur tingkat maturitas implementasi BIM agar dapat mengidentifikasi kinerja pemanfaatan BIM pada perusahaan-perusahaan konstruksi di Indonesia yang telah menggunakan BIM, mengidentifikasi faktor utama pendorong dan faktor utama penghambat implementasi BIM berdasarkan opini dari para praktisi BIM, dan mengidentifikasi isu-isu yang menjadi tantangan saat implementasi BIM. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan model pengukuran maturitas BIM yang dibuat oleh Liang et al. dan Relative Importance Index. Hasil penelitian ini diketahui bahwa pada umumnya tingkat maturitas BIM perusahaan-perusahaan konstruksi di Indonesia berada pada tahap 2. Peringkat variabel yang paling mempengaruhi faktor pendorong implementasi BIM yaitu mengintegrasikan validasi desain (clash detection), mengkolaborasikan desain, konstruksi, teknik & manajemen fasilitas stakeholder, dan memastikan komunikasi yang efektif antara peserta proyek. Lalu peringkat variabel yang paling mempengaruhi faktor penghambat implementasi BIM yaitu perubahan (transisi) budaya kerja, masih terbatasnya perusahaan perencana, desain, kontraktor, sub-kontraktor yang mengadopsi BIM, belum ada hukum, regulasi, standar, aturan. Terdapat 7 tantangan implementasi BIM yaitu biaya investasi perangkat pendukung BIM, perubahan alur kerja proyek & organisasi, beragamnya pemahaman & keahlian BIM, interoperabilitas antar software pendukung sistem BIM, standar & aturan BIM, standar remunerasi & insentif, dan beragamnya ketersediaan data & informasi dalam tender proyek. en_US
dc.language.iso Indonesia en_US
dc.publisher Program Studi Magister Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Katolik Parahyangan en_US
dc.subject TINGKAT MATURITAS BIM en_US
dc.subject MULTIFUNCTIONAL BIM MATURITY MODEL en_US
dc.subject RELATIVE IMPORTANCE INDEX en_US
dc.title Mengukur tingkat maturitas building information modeling (BIM) perusahaan konstruksi di Indonesia en_US
dc.type Master Theses en_US
dc.identifier.nim/npm NPM8101801013
dc.identifier.nidn/nidk NIDN0421026301
dc.identifier.kodeprodi KODEPRODI810#Teknik Sipil


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search UNPAR-IR


Advanced Search

Browse

My Account