Abstract:
Pentingnya penggunaan hidrograf satuan sintesis (HSS) di Indonesia untuk prediksi hidrograf banjir disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah data hidrologi yang kurang memadai di Indonesia baik secara kuantitas maupun kualitas. Pada dasarnya, hidrograf satuan merupakan suatu nilai yang dapat digunakan untuk menghitung besaran debit banjir. Namun, dalam banyak studi dinyatakan bahwa HSS (termasuk yang umum digunakan di Indonesia) cenderung tidak konsisten dalam memberikan nilai hidrograf banjir. Salah satu penyebabnya adalah karena HSS dibuat berdasarkan persamaan empiris. Oleh sebab itu, perlu dicari alternatif lain yang dapat digunakan untuk memprediksi hidrograf banjir. Terkait hal ini, salah satu alternatif yang mungkin dilakukan adalah penggunaan model hidrodinamik yang berbasiskan persamaan aliran dangkal atau shallow water equations (SWE). Model hidrodinamik yang digunakan dalam tesis ini adalah HEC-RAS 5.0.7, dimana penulis akan menunjukkan bahwa perhitungan hidrograf banjir dengan menggunakan model aliran dangkal dapat menjadi alternatif yang lebih baik dibandingkan dengan perhitungan menggunakan HSS.