Abstract:
Kecelakaan lalu lintas merupakan salah satu faktor penyebab tingginya angka kematian di seluruh dunia. Human error merupakan salah satu penyebab utama terjadinya kecelakaan. Faktor yang berkaitan erat dengan human error adalah menurunnya tingkat kewaspadaan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mempertahankan kewaspadaan pengemudi adalah memaparkan aromaterapi pada kabin pengemudi. Namun penelitian terkait jenis aromaterapi hanya pernah dilakukan pada aromaterapi jenis peppermint saja dan hanya melibatkan partisipan yang memiliki durasi tidur yang normal sehingga belum diketahui dampak paparan aromaterapi terhadap pengemudi yang kurang tidur. Pemilihan aromaterapi yang tepat diharapkan dapat meminimasi terjadinya kecelakaan lalu lintas.
Penelitian ini dilakukan dengan car driving simulator yang melibatkan 10 orang partisipan dengan durasi 120 menit pada kondisi jalan monoton. Variabel bebas yang ditetapkan adalah jenis aromaterapi (peppermint, cinnamon, dan rosemary) dan variabel tidak bebasnya adalah tingkat kewaspadaan dan tingkat kantuk. Pengukuran tingkat kewaspadaan menggunakan Psychomotor Vigilance Test (PVT) dengan indikator mean RT, mean 1/RT dan persentase minor lapse. Pengukuran tingkat kantuk dilakukan secara subjektif dengan Karolinska Sleepiness Scale (KSS). Selain itu juga diukur kondisi fisiologis dengan indikator rata-rata denyut jantung menggunakan Fitbit 2 Charge.
Hasil penelitian menunjukkan, faktor jenis aromaterapi berpengaruh signifikan pada mean RT (p-value=0,001), mean 1/RT (p-value<0,001), persentase minor lapse (p-value=0,004), dan KSS (p-value<0,001). Adapun faktor jenis aromaterapi tidak berpengaruh signifikan pada rata-rata denyut jantung (p-value=0,061). Selain itu, terdapat pengaruh periode pengukuran terhadap rata-rata denyut jantung (p-value=0,061), dan KSS (p-value<0,001). Interaksi kedua faktor hanya mempengaruhi persentase minor lapse (p-value<0,001). Hasil dari uji perbandingan juga menunjukkan jenis aromaterapi peppermint berbeda signifikan dengan jenis aromaterapi lainnya pada indikator mean RT (p-value<0,001), mean 1/RT (p-value<0,001) dan KSS (p-value<0,001). Di lain pihak indikator persentase minor lapse jenis aromaterapi peppermint tidak berbeda signifikan dengan cinnamon (p-value=1,000). Indikator HR hanya berbeda sifnifikan pada jenis aromaterapi rosemary (p-value=0,035). Dari hasil penelitian dapat disimpulkan penggunaan aromaterapi peppermint efektif untuk mengatasi penurunan kewaspadaan akibat kekurangan tidur dan monotonitas saat mengemudi di simulator mobil. Hal ini disebabkan karena aromaterapi peppermint mengandung menthol yang dipercaya dapat menstimulasi tingkat kewaspadaan. Maka dari itu, Jenis aromaterapi yang diusulkan untuk dapat mempertahankan kewaspadaan pada pengemudi yang kekurangan tidur pada kondisi jalan monoton adalah peppermint.