Abstract:
Industri konstruksi merupakan salah satu pilar yang menumpu perkembangan perekonomian di Indonesia. Sampai dengan tahun 2017, pangsa pasar konstruksi di Indonesia masih terfragmentasi dan sebagian besar dikuasai oleh kontraktor besar. Kontraktor kecil di Indonesia dengan jumlah yang besar saling bersaing memperebutkan lapangan pekerjaan dengan jumlah yang sedikit. Persaingan yang sangat ketat ini menuntut kontraktor kecil untuk memiliki daya saing yang baik untuk mampu bertahan dalam kondisi yang ada. Terlepas dari fakta ini, di Indonesia penelitian mengenai daya saing kontraktor kecil masih sangat terbatas. Sehubungan dengan hal tersebut, penelitian ini didedikasikan untuk mengisi kesenjangan pengetahuan ini dan berfokus pada pertanyaan-pertanyaan terkait identifikasi faktor-faktor daya saing, mengukur tingkat kepentingan faktor-faktor tersebut, dan merekomendasikan strategi untuk menjaga dan meningkatkan daya saing kontraktor kecil.
Penelitian ini menggunakan beberapa tahap metodologi: mengidentifikasi faktor-faktor daya saing, melakukan pilot survey untuk memvalidasi faktor-faktor daya saing, menyusun kuesioner final, menyebarkan kuesioner kepada responden-responden terpilih, mewawancara responden-responden terkait, melakukan analisis dan pembahasan terkait hasil analisis, dan menyampaikan temuan-temuan terkait. Responden kuesioner melakukan penilaian tingkat kepentingan terhadap faktor-faktor daya saing menggunakan skala Likert 1-5. Dari 75 set kuesioner yang disebarkan, diperoleh 64 set yang valid. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif untuk memperoleh ranking tingkat kepentingan, uji beda nonparametrik, dan faktor analisis untuk melihat bagaimana korelasi antar faktor yang terjadi.
Pada penelitian ini, teridentifikasi 20 faktor yang berpengaruh terhadap daya saing. Analisis deskriptif menyatakan bahwa keunggulan kompetitif merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap daya saing kontraktor kecil dengan nilai rerata sebesar 4,81 diikuti oleh reputasi baik (4,80) dan strategi komunikasi dengan klien (4,78). Faktor yang memiliki tingkat kepentingan terendah adalah kepemilikan akses terhadap instansi pemerintah dengan nilai rerata 3,22, yang masih dianggap cukup penting. Wawancara mengkonfirmasi hasil dari analisis statistik yang telah dilakukan. Nilai Kaiser-Meyer-Olkin yang diperoleh sebesar 0,71. Hal ini menyatakan bahwa data cocok untuk diolah dengan analisis faktor. Faktor analisis menghasilkan lima kelompok faktor yang dapat menjelaskan 69,26% varian.
Berdasarkan hasil analisis dan wawancara, penelitian ini mengusulkan beberapa strategi untuk meningkatkan daya saing kontraktor kecil yaitu: berfokus dan menguatkan keunggulan kompetitif yang dimiliki kontraktor, mempromosikan profesionalisme kerja, meningkatkan kualitas sumber daya, dan menjaga hubungan baik dan komunikasi dengan klien, sub-kontraktor, dan pemasok.