Abstract:
Manajemen persediaan terintegrasi mampu meningkatkan efisiensi total biaya dengan koordinasi pengadaan barang yang baik antara pihak vendor dan buyer. Namun, sistem alokasi biayanya tidak ditentukan berdasarkan kontribusi pihak sehingga pembagiannya menjadi tidak adil. Hal tersebut dapat mempengaruhi keberlangsungan kerja sama yang baik antara vendor dan buyer dalam jangka panjang. Disisi lain, dampak aktivitas bisnis terhadap lingkungan perlu diperhatikan karena menyangkut permasalahan hidup manusia. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model persediaan terintegrasi yang sustainable dengan sistem alokasi biaya yang adil. Pendekatan game theory digunakan untuk penentuan alokasi biaya yang adil di dalam sistem dengan metode shapley value. Terdapat pertimbangan biaya karbon dan sistem rework untuk penangganan barang cacat yang efisien dalam mengembangkan model yang lebih sustainable. Batasan kapasitas gudang, modal dan service level diperhatikan untuk menjamin kelayakan solusi yang dihasilkan. Hasil analisis sensitivitas menunjukkan bahwa perubahan demand dapat mempengaruhi nilai keputusan dan berkorelasi positif dengan total dan alokasi biaya. Oleh karena itu, metode forecasting yang tepat sangat dibutuhkan untuk memenuhi permintaan pelanggan tanpa menimbulkan biaya tambahan. Disisi lain, kelayakan solusi dipengaruhi oleh kapasitas gudang, kapasitas modal, dan service level