Abstract:
Industri Mikro dan Kecil (IMK) dinilai memiliki potensi yang besar dalam menggerakan perekonomian Indonesia. Salah satu ukuran kinerja yang umumnya digunakan adalah produktivitas. Berdasarkan Departemen Pengembangan UMKM Bank Indonesia (2016), produktivitas per tenaga kerja Indonesia hanya $1.355, nilai tersebut sangat rendah jika dibandingkan dengan negara yang memiliki tingkat pembangunan yang relatif sama. Upaya pemerintah seperti program pendampingan UMKM dan penurunan bunga pinjaman KUR juga dinilai tidak cukup efektif meningkatkan kinerja IMK sehingga IMK harus secara mandiri berupaya dalam meningkatkan kinerjanya.Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja usaha kecil secara umum dikategorikan menjadifaktor internal, eksternal, dan relasi. Faktor internal dan relasi akan dijadikan fokus karena IMK memiliki kendali atau peran dalam faktor-faktor tersebut. Penelitian ini ingin mempertimbangkan kemitraan sebagai faktor relasi yang belum dikaji oleh penelitian-penelitian sebelumnya serta partisipasi dalam pelatihan kerja dan penggunaan teknologi informasi sebagai faktor internal. Pengujian model dilakukan secara statistik melalui uji regresi linear berganda menggunakan data Survei IMK 2017 dan secara analitis melalui studi kasus dengan teknik wawancara terhadap 6 responden.
Berdasarkan pengujian model, diketahui bahwa kemitraan memiliki pengaruh yang paling tinggi yaitu 0.491, diikuti dengan partisipasi dalam pelatihan kerja sebesar 0.123, dan penggunaan teknologi informasi sebesar 0.092 terhadap kinerja yang diukur melalui produktivitas. Maka dari itu, penelitian ini merekomendasikan pelaku IMK untuk menjalin kemitraan sebagai upaya awal dalam meningkatkan kinerja secara signifikan. Perseroan sebagai mitra dari IMK diharapkan untuk melibatkan IMK dalam perancangan program kemitraan dan pemerintah diharapkan membuat regulasi CSR dan standar pelaporan yang jelas agar peningkatan kinerja melalui kemitraan dapat berjalan dengan efektif.