Abstract:
Masalah integrasi persediaan dan transportasi yang biasa disebut dengan Inventory Routing Problem (IRP) adalah masalah yang muncul karena sistem dalam maniajamen rantai pasok yang disebut dengan Vendor Managed Inventory (VMI) dimana pemasok mengelola persediaan pelanggan-pelanggannya. Meskipun penelitian yang terkait dengan IRP telah banyak dilakukan selama tiga dekade terakhir, isu ketangguhan model masih belum banyak dibahas. Ketangguhan model terkait dengan bagaimana solusi dapat tetap optimal meskipun muncul ketidakpastian misalkan ketidakpastian permintaan. Metode yang digunakan adalah metode penelitian operasional untuk menyelesaikan masalah secara analitis mengembangkan model Penelitian terdahulu telah aproksimasi untuk menyelesaikan masalah integrasi dengan mempertimbangkan ketidakpastian permintaan.
Pada penelitian ini dikembangkan model penyelesaian yang lebih efisien dengan pendekatan aproksimasi dan kemudian dikembangkan perangkat lunak untuk menguji kemampuan model yang dihasilkan. Formulasi model matematis yang sudah dikembangkan telah memperhatikan ketidakpastian yang berasal ketidakpastian permintaan akhir konsumen. Pada masalah ini, formulasi masalah yang dihasilkan masih memiliki ukuran masalah yang besar. Akibatnya, masalah-masalah pada dunia nyata akan sulit untuk diselesaikan dengan menggunakan metode optimasi biasa Oleh karena itu, metode aproksimasi yang lebih efisien perlu dikembangkan untuk menyelesaikan formulasi masalah yang ada dalam waktu komputasi yang realistis.
Penerapan atau implementasi penyelesaian ini dikembangkan dengan menggunakan bahasa program AMPL dan memanfaatkan perangkat lunak komersial untuk optimasi yaitu CPLEX. Hasil penelitian menunjukan bahwa metode aproksimasi dapat menyediakan solusi dalam waktu yang relatif singkat dengan tetap memperhatikan ketangguhan dari solusinya. Ketangguhan diukur berdasarkan variansi dari ongkos total dan ongkos persediaan. Pada ongkos total terlihat bahwa solusi dapat disebut tangguh karena sebanyak 80% ongkos total berada di bawah level tertentu. Selain itu, ongkos persediaan juga memiliki variansi yang rendah dengan koefisien variansi berada pada level 5%.