Abstract:
Keterlambatan sudah menjadi salah satu risiko terpenting dalam proyek konstruksi. Meski telah banyak penelitian didedikasikan untuk meneliti faktor-faktor keterlambatan, masih sangat jarang, setidaknya untuk konteks Indonesia, penelitian yang secara spesifik mengkaji keterkaitan antarfaktor penyebab keterlambatan proyek konstruksi. Pada umumnya penelitian terdahulu mengasumsikan baik secara implisit maupun eksplist faktor-faktor saling independen satu dengan yang lainnnya. Untuk mengisi kesenjangan pengetahuan ini, penelitian ini difokuskan untuk mengidentifikasi keterkaitan antarfaktor dan mengetahui faktor yang paling dominan mempengaruhi keterlambatan proyek konstruksi. Structural Equation Modeling (SEM) dipilih sebagai metode penelitian dengan bantuan perangkat lunak AMOS. Identifikasi faktor keterlambatan didasarkan pada kajian literatur. Sebanyak delapan variabel laten dipilih: “faktor tenaga kerja” (TK), “faktor peralatan kerja” (PK), “faktor bahan” (BA), “faktor keuangan” (KU), “faktor pengelolaan proyek/manajerial” (MP), “faktor desain dan komunikasi” (DK), “faktor lainnya” (FL), dan “keterlambatan proyek konstruksi” (KP) yang masing-masing diukur melalui variabel observasi. Lokus penelitian adalah Provinsi Gorontalo. Pengumpulan data primer dilakukan melalui survei kuesioner kepada responden target yang berpengalaman dan berpengetahuan dalam pelaksanaan proyek konstruksi dari perusahaan konstruksi, konsultan, dan pemilik. Skala Likert 1–5 (1=tidak berpengaruh, 5=sangat berpengaruh) digunakan untuk merefleksikan persepsi responden dalam survei ini. Dari 200 set kuesioner yang didistribusikan, sejumlah 102 respons valid diterima, yang merefleksikan laju pengembalian sebesar 51%. Hasil analisis menunjukkan TK mempengaruhi KP, PK mempengaruhi KP, KU mempengaruhi KP, dan MP mempengaruhi KP, yang secara simultan berkontribusi sebesar 78,5%. Selanjutnya, PK dan KU dimediasi TK mempengaruhi KP, yang secara simultan PK dan KU berkontribusi sebesar 45,2% terhadap TK. Lebih lanjut, analisis SEM memperlihatkan TK menjadi faktor yang paling dominan mempengaruhi KP dengan loading factor 0,47. Analisis deskriptif juga mendukung kesimpulan ini. Hasil penelitian ini memberikan rekomendasi bagi pemangku kepentingan untuk memberikan perhatian lebih atas faktor ini dalam rangka memitigasi risiko keterlambatan proyek konstruksi di wilayah studi.