Abstract:
Bangunan cagar budaya merupakan salah satu bukti kekayaan sejarah Indonesia yang menginformasikan pengetahuan sebuah tempat. Keberadaan cagar budaya dalam lingkungan perkotaan modern menciptakan sinergi antara ruang bersejarah dan keseharian masyarakat. Kepekaan dan pemahaman akan pentingnya arsitektur cagar budaya bagi peradaban perlu ditingkatkan agar warisan budaya tersebut tidak semakin rusak dan ditelantarkan. Warenhuis merupakan bangunan cagar budaya golongan A di Kota Medan yang bergaya kolonial transisi Belanda. Bangunan ini menjadi bukti kemajuan perdagangan dan komoditas masyarakat, namun, keadaan bangunan dan lingkungan sekitarnya tidak terawat dan terlantar. Kondisi pasca kebakaran yang tidak dibenahi juga memperburuk kondisi bangunan dengan memicu kekumuhan arsitektur dan lingkungan. Belum adanya pedoman khusus yang mengatur revitalisasi bangunan Warenhuis Medan dapat mengakibatkan semakin hilangnya karakteristik fisik dan nonfisik bangunan. Pedoman terhadap peremajaan lingkungan sekitar juga diperlukan guna menjaga kualitas ruang historis Warenhuis Medan yang relevan dengan kebutuhan zaman. Pendekatan adaptive reuse digunakan dalam revitalisasi arsitektur cagar budaya Warenhuis Medan dan peremajaan lingkungan sekitarnya.
Penelitian bersifat kualitatif dengan metode pendekatan studi kasus, guna menghasilkan pedoman revitalisasi Warenhuis Medan dan pengembangan lingkungan yang kontekstual dan sensitif terhadap ruang historis. Landasan teoretis yang digunakan dalam penelitian mencakup teori adaptasi bangunan, pranata cagar budaya, dan konsep kota perdagangan digunakan sebagai alat bedah kasus studi Battersea Arts Centre dan Beloit College Powerhouse. Tujuan dari penelitian ini adalah merumuskan dan menerapkan konsep adaptive reuse dalam revitalisasi arsitektur Warenhuis dan pengembangan lingkungannya. Kajian diperoleh melalui identifikasi kualitas kontekstual kawasan dan karakter arsitektur heritage berdasarkan empat faktor adaptasi bangunan, yang meliputi aspek legalitas & ekonomi, budaya & sosial, dan lingkungan binaan. Temuan penelitian menghasilkan pedoman perancangan pada revitalisasi arsitektur Warenhuis Medan, pedoman perancangan pada peremajaan lingkungan Warenhuis Medan, dan implementasi desain revitalisasi arsitektur cagar budaya dan peremajaan lingkungan Warenhuis Medan berbasis adaptive reuse.